Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo enggan menanggapi dorongan Partai Golkar agar Ketua Umum Setya Novanto kembali menjadi Ketua DPR. Menurutnya, hal itu menjadi kewenangan Golkar dan keputusan parlemen.
"Itu urusannya Partai Golkar dan itu urusan internal DPR. Dasar hukum penetapan Ketua DPR kan oleh rapat paripurna," kata Jokowi di Beranda Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/11).
Jokowi berkilah saat dikonfirmasi wacana ini turut dibahas bersama Setya Novanto dalam kunjungannya ke Istana Merdeka, kemarin siang.
"Jawabannya itu urusan internal DPR dan Golkar. Sudah," tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari sebelum bertemu Jokowi, Setya menyambangi kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Usai menemui Jokowi, Setya bertemu Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di DPP Golkar.
Dorongan Setya kembali menjabat Ketua DPR muncul dalam rapat pleno Golkar kemarin. Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid sebelumnya mengatakan, wacana itu sudah bulat dan akan dikomunikasikan dengan pihak terkait termasuk Dewan Pembina Golkar.
Wacana mengembalikan jabatan Setya dibuat berlandaskan keputusan Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Kehormatan Dewan. MK memutuskan penyadapan hanya boleh dilakukan oleh aparat dan izin pengadilan.
Sementara itu, MKD tahun lalu belum sempat menyatakan keputusan sidang terakhir tetapi menerima pengunduran diri Setya sebagai Ketua DPR.
Setya mengundurkan diri di detik-detik pimpinan MKD memutuskan ia melanggar etika ringan, sedang, atau berat atas dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden dalam perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia.
Elite Golkar pun segera rapat setelah pengunduran diri Setya. Aburizal Bakrie, Ketua Umum Golkar saat itu, memutuskan Setya dan Ade Komarudin tukar guling.
Ade kala itu menjabat Ketua Fraksi Golkar ditunjuk menggantikan Setya menjadi Ketua DPR. Keputusan itu disahkan melalui rapat paripurna DPR Januari tahun ini. Setya pun kini menjadi Ketua Fraksi Golkar.
Setya dan Ade membuat kesepakatan saat musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) beberapa bulan lalu. Ade mundur dari bursa pemilihan Ketua Umum, mendukung Setya menjadi Ketua Umum, dan tetap memimpin parlemen.
(obs)