Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi demonstrasi lanjutan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI hanya tinggal menunggu hitungan jam. Aksi yang dinamai Aksi Bela Islam Jilid III itu rencananya akan diikuti oleh ratusan ribu peserta di kawasan Monumen Nasional, Jumat besok (2/12).
Menyikapi agenda akbar itu, sejumlah organisasi berbondong-bondong menyediakan tempat untuk menampung para peserta aksi yang akan turun ke jalan. Pasalnya, selain dari Jakarta, peserta aksi juga berasal dari sejumlah daerah.
Salah satu lokasi yang menjadi tempat penampungan sementara yaitu Rumah Quran Youthcare yang berlokasi di wilayah Pejaten, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengurus Rumah Quran Youthcare, Muhammad Kusnan mengatakan, pihaknya sengaja menyediakan tempat peristirahatan sementara bagi peserta aksi. Ia mengaku tidak diperintah oleh pihak manapun terkait hal tersebut.
Kusnan mengatakan, penyediaan tempat bagi peserta aksi merupakan cara dirinya mencari pahala. Selain itu, ia memiliki visi yang sama terkait aksi tersebut, yaitu menuntut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipidana atas ucapannya yang diduga menistakan agama Islam.
“Mendapatkan pahala alasan saya memjadikan tempat ini untuk menampung para peserta aksi,” ujar Kusnan saat ditemui CNN Indonesia.com di Rumah Quran Youthcare, Kamis (1/11).
Berdasarkan pantauan, Rumah Quran Youthcare terbilang cukup luas. Rumah satu lantai itu memiliki ruang serba guna dan beberapa kamar. Tak hanya itu, rumah itu terletak cukup strategis dari sejumlah fasilitas transportasi, seperti stasiun kereta dan halte busway.
Kusnan menjelaskan, tempatnya mampu menampung seribu lebih peserta dari luar daerah. Dia pun mengaku sudah dihubungi oleh sejumlah peserta aksi dari luar kota yang berniat menumpang, di antaranya berasal dari Yogyakarta, Lampung, Garut, Majalengka, Kalimatan Timur, Solo, Kalimantan Tengah, Semarang, Klaten, Magelang, Jombang, Surabaya, dan Medan.
“Saya terima informasi hampir seluruhnya telah diperjalanan. Bahkan sudah ada yang sampai di Cibubur,” ujar Kusnan.
Kusnan juga mengatakan, sejumlah pengelola masjid di sekitar tempatnya telah menawarkan diri untuk menampung para peserta aksi. Bantuan dari masjid-masjid tetangga dianggap sangat membantu jika sebagian peserta tidak bisa tertampung di tempatnya.
“Tawaran itu karena masyarakat di sini tahu bahwa saya aktif di lingkungan,” ujar Kusnan.
Selain menyediakan tempat penampungan, Kusnan juga menyediakan konsumsi gratis bagi para peserta yang datang ke tempatnya. Ia mengatakan, makanan dan minuman akan diberikan secara gratis.
Berdasarkan pantauan, ada sejumlah menu yang akan menjadi lauk para peserta aksi, di antaranya ayam goreng, telur rebus, hingga sayur tahu.
Kusnan menungkapkan, biaya konsumsi diperoleh dari kantung pribadinya dan sejumlah donasi. Sejauh ini, Kusnan mengaku telah menghabiskan biaya sekitar Rp5 juta untuk membuat konsumsi bagi seribu lebih peserta.
“Pertama dari saya uangnya, tapi setelah menyebar informasi baru ada tambahan,” ujarnya.
 Salah satu ruang Kantor Rumah Quran Youthcare dijadikan dapur sementara untuk menyediakan konsusmsi bagi peserta aksi #212 (CNN Indonesia/Joko Panji Sasongko) |
Meski memberikan bantuan penampungan dan konsumsi, Kusnan menyatakan tidak akan ikut dalam aksi besok.
Kusnan mengaku harus pergi ke Surabaya untuk keperluan kerja. Namun, dengan partisipanya dalam menyediakan tempat dan makanan, dirinya yakin bahwa dirinya juga merupakan bagian dari aksi tersebut.
Tempat lain yang juga dijadikan tempat menampung sementara yaitu Masjid Al Ma’Mur yang berlokasi di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tempat itu diperkirakan dapat menampung sekitar dua ribu lebih peserta aksi.
Pengelola Masjid Al Ma’mur, Anang mengatakan, para peserta yang menumpang sebagian besar berasal dari luar pulau Jawa, seperti dari Sumatera dan Kalimantan.
“Di sini hampir 80 persen dari Sumatera. Mereka tiba sejak lusa,” ujarnya kepada CNN Indonesia.com.
Berbeda dengan Rumah Quran Youthcare, Masjid Al Ma’mur menggunakan zakat untuk memodali biaya konsumsi peserta. Beragam lauk pauk turut disediakan oleh pengelola, seperti nasi padang hingga ayam goreng.
Selain di Masjid, kata Anang, sejumlah warga sekitar juga merelakan kamar mandi rumahnya untuk digunakan peserta membersihkan diri. Pasalnya, berdasarkan pantauan, Masjid satu lantai itu hanya memiliki belasan kamar mandi.
Lebih lanjut, Anang menuturkan, alasan Masjid Al Ma’mur dijadikan penampungan sementara adalah bagian dari fungsi Masjid, yaitu menjadi tempat istirahat bagi para muhajirin. Oleh karena itu, pihaknya menyediakan tempat peristirahatan dan konsusmsi bagi peserta aksi.
“Selain mendapat hak, mereka yang merupakan muhajirin berhak untuk istirahat di Masjid,” ujar Anang.
Anang memperkirakan puncak kedatangan para peserta aksi dari luar Jakarta akan terjadi malam nanti. Ia juga mengatakan, besok para peserta akan meninggalkan masjid sejak pukul 04.00 WIB menuju Istiqlal dan melanjutkan perjalanan ke Monas.
Selain kedua tempat tersebut, CNN Indonesia juga mencatat ada sejumlah lokasi yang dijadikan penampungan sementara bagi peserta aksi, yaitu di Masjid Istiqlal, Kantor Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam, Masjid Al Islam Kebon Sirih, Masjid Al Ikhlas Kebagusan, Yayasan Khafila Thoyiba Jakarta Timur, dan Masjid Raya Al Ittihaad Tebet.