Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama membacakan nota keberatan dalam sidang dugaan penistaan agama yang digelar hari ini, Rabu (13/12), di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Dalam nota keberatan itu, ia menceritakan sepenggal kisah hidupnya yang dibesarkan di lingkungan umat muslim sehingga tak mungkin menistakan agama Islam.
"Saya lahir dari pasangan keluarga non-muslim, Bapak Indra Tjahaja Purnama dan Ibu Buniarti Ningsih (Tjoeng Kim Nam dan Bun Nen Caw), tetapi saya juga diangkat sebagai anak, oleh keluarga Islam asal Bugis, bernama Bapak Haji Andi Baso Amier, dan Ibu Hajjah Misribu binti Acca," kata Ahok, sapaan Basuki di hadapan majelis hakim.
"Ayah saya dengan ayah angkat saya, bersumpah untuk menjadi saudara sampai akhir hayatnya," calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua itu melanjutkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok bercerita, ketika kuliah S2 di Prasetya Mulya, kakak angkatnya yang membayar uang kuliah pertama di kampus tersebut. Kedekatan hubungan itu masih membekas di hati Ahok.
"Saya seperti orang yang tidak tahu berterima kasih, apabila saya tidak menghargai agama dan kitab suci orangtua dan kakak angkat saya yang Islamnya sangat taat," ujar Ahok.
Sampai sekarang, kata Ahok, dirinya rutin berziarah ke makam Ibu angkatnya di Karet Bivak, Jakarta Pusat. "Bahkan saya tidak mengenakan sepatu atau sendal saat berziarah, untuk menghargai keyakinan dan tradisi orang tua dan saudara angkat saya itu," tuturnya.
Bangun MasjidAhok juga bercerita soal sejumlah hal yang telah ia lakukan sebelum dan selama menjadi pejabat publik. Sebelum menjadi pejabat, Ahok mengaku sering menyumbang untuk pembangunan masjid di Belitung Timur, kampung kelahirannya.
Sedangkan saat menjadi Bupati Belitung Timur, Ahok mengaku menjalankan banyak program membangun masjid dan musala. Ia juga mengklaim sempat berencana membangun pesantren, dengan beberapa Kyai dari Jawa Timur.
"Hal-hal yang telah saya lakukan di Belitung Timur, saat menjabat sebagai Bupati, saya teruskan ketika tidak menjadi Bupati, sampai menjadi anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Bangka Belitung, sebagai Wakil Gubernur dan juga, sebagai Gubernur DKI Jakarta saat ini pun tetap saya lakukan," kata Ahok.
Ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ahok mengatakan telah membuat banyak kebijakan yang pro umat muslim. Salah satunya kebijakan di bulan suci Ramadan yang menetapkan jam pulang lebih awal, yakni pukul 14.00 WIB bagi PNS dan honorer agar mereka bisa berbuka bersama keluarga di rumah.
Di akhir nota keberatannya, Ahok berharap apa yang ia ceritakan itu bisa membuktikan bahwa tak ada niat dari dirinya untuk menistakan agama Islam seperti yang didakwa jaksa penuntut umum.
(asa)