Teroris Jatiluhur Menyamar Jadi Pemancing untuk Hindari Warga

Rayhan Purnama Karim | CNN Indonesia
Senin, 26 Des 2016 14:38 WIB
Sebelumnya, empat teroris itu tinggal di permukiman warga di kawasan Bandung Barat. Namun mereka pindah karena gerak-geriknya dicurigai warga sekitar.
Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Rikwanto saat memberikan keterangan terkini penangkapan terduga teroris Purwakarta, Senin, (26/12). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Empat terduga teroris memilih rumah apung Waduk Jatiluhur, Jawa Barat, sebagai lokasi persembunyian karena merasa resah dengan warga.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan, sebelum bermukim di rumah apung, mereka sempat menempati sebuah rumah kos di kawasan Bandung.

Namun, karena lokasinya yang berdekatan dengan masyarakat, Rizal, Irfan, Abu Sofi dan Abu Fais lebih memilih mengasingkan diri ke Waduk Jatiluhur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan keterangan awal, mereka mengaku resah akibat gerak-geriknya di rumah kos sebelumnya selalu dipantau oleh warga sekitar.

"Hasil interogasi awal mereka kos di daerah Bandung, tapi di Bandung kontrakan ini sering dipantau oleh warga, masyarakat. Masyarakat sering bertanya siapa yang tinggal di sana, kontrakan tersebut, sehingga mereka resah akibat banyaknya pertanyaan itu," kata Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/12).

Rikwanto melanjutkan, keempat teroris itu mulai menempati rumah apung di Waduk Jatiluhur sejak Selasa (20/12/2016) pekan kemarin.

Menurutnya, aktivitas yang dilakukan oleh terduga teroris tersebut lebih banyak dihabiskan di rumah apung. Mereka hanya keluar jika akan membeli makan dan mensurvei lokasi serangan.

Sejak menempati rumah apung, mereka tidak dibebani biaya oleh sang pemilik. Mereka tinggal secara gratis, dengan alasan kemanusiaan dari si pemilik.

"Mereka sewa namun dikasih gratis oleh Abah Oman yang punya tempat. Itu karena kemanusiaan saja, dilihat orang ini lusuh jadi tidak dimintakan bayaran diberikan gratis saja," ujarnya.

Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Humas Mabes Polri Komisaris Besar Awi Setiyono, membenarkan perihal alasan keempat terduga teroris itu pindah ke rumah apung Jatiluhur.

Mereka memilih pindah dari sebuah rumah kos, di Kampung Sukamulya RT 003/ RW 25, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, akibat terlalu risih dengan masyarakat sekitar.

Menyamar Sebagai Pemancing

Awi mengatakan, di rumah apung mereka mengaku lebih leluasa ketimbang di rumah sebelumnya. "Dia dikejar-kejar masyarakat, jadi tidak tenang. Mereka mencari tempat yang tidak mengganggu," ujarnya.

Untuk mengelabui, Awi menjelaskan, biasanya para terduga teroris menyamar sebagai pemancing di lokasi tersebut. Apalagi, mereka tidak memperoleh tekanan dari warga sekitar yang terkesan lebih acuh.

"Di situ dia berklamufase menjadi seorang pemancing seakan-akan tidak ada yang mengganggu. Masyarakatnya di sana cuek tidak ada yang mengganggu," kata Awi.

Awi mengungkapkan, keempat teroris itu sebenarnya bukan target baru bagi petugas. Pergerakan mereka sudah tercium oleh anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri sejak tinggal di Bandung.

"Rencana ini tercium dan mereka terlacak dan diikuti sampai ke Bandung, sempat hilang tapi kemudian ditemukan kembali di daerah Jatiluhur," ujarnya.

Densus 88 Anti Teror akhirnya menggerebek persembunyian keempat terduga teroris itu, pada Minggu (25/12), bertepatan dengan perayaan Natal. Densus 88 menangkap dua terduga teroris dan menembak dua terduga teroris lainnya.

Dua terduga teroris yang berhasil diamankan adalah Rizal dan Irfan, dan langsung dibawa ke Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok untuk menjalani proses mendalam. Dua terduga teroris lainnya, Abu Sofi dan Abu Fais tewas dalam penyergapan.
[Gambas:Video CNN] (wis/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER