Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta mempertanyakan kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengawasi potensi kebakaran di Pasar Senen. Menurut dia, peristiwa kebakaran yang sering terjadi di salah satu pasar terbesar di DKI Jakarta tersebut menunjukkan lemahnya pengawasan dari Pemprov DKI Jakarta.
"Itulah pertanyaan saya, tapi saya Insya Allah tahu betul titik mana saja yang harus dirawat dan diayomi di sana," kata Sylvi saat ditemui di kawasan Ulujami, Kamis (19/1).
Pernyataan Sylvi itu keluar menyusul kebakaran yang terjadi di Pasar Senen sejak dini hari tadi yang baru bisa dipadamkan pada siang hari. Sebanyak 42 mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.
Sebelum kebakaran hari ini, kebakaran besar juga pernah melanda pasar tersebut, tepatnya pada 2014 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sylvi, kejadian berulang kali itu menunjukkan bahwa
early warning system di lokasi tersebut tak berjalan dengan baik.
Seharusnya, kata Sylvi, Pemprov DKI bisa memastikan berjalannya
early warning system di Pasar Senen dengan baik. "Kalau mati harus diperbaiki, perawatan itu yang paling penting," katanya.
Kepala Polres Jakarta Pusat Komisaris Besar Dwiyono mengatakan, kebakaran di kawasan Blok I, II, dan III Pasar Senen menghanguskan sekitar 1.100 kios. Kios-kios itu berada di Blok I dan II, lokasi paling parah yang mengalami kebakaran.
Ribuan kios tersebut mayoritas berisi barang dagangan berupa pakaian tekstil. Bahan pakaian itu, menurut Dwiyono, mudah terbakar sehingga api makin meluas dan membesar di lokasi kejadian.
"Ada 1.100 kios ukuran 2x3 meter terbakar, milik pedagang pakaian tekstil, makanya kesulitan karena bahan mudah terbakar," kata Dwiyono saat ditemui di lokasi kebaran, Pasar Senen.