Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah mengkritik rencana kebijakan pemerintah yang mengizinkan pihak asing untuk mengelola pulau terluar. Fahri menilai kebijakan tersebut berisiko tinggi dan sebaiknya diberlakukan hanya untuk pulau yang terdalam bukan terluar.
"Kalau terluar kan berbahaya ya, ini di luar, bagaimana di luar ini dia bangun sesuatu yang kita enggak tahu. Katakanlah dia buat pangkalan militer atau apa, namanya juga terluar kan," kata Fahri di kompleks DPR, Jum'at (20/1).
Fahri menjelaskan pulau terluar tidak mudah untuk dikontrol, jika lepas kontrol maka pihak asing bisa saja membangun sesuatu dengan dalih perdagangan.
Menurut Fahri sebaiknya Indonesia sendiri yang mengelola pulau terluar dengan membangun pangkalan militer. “Namanya juga garis perbatasan, enggak boleh dilepas itu," kata Fahri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fahri menyarankan sebaiknya diberlakukan sistem sewa dengan pihak asing. Ia mencontohkan dengan pihak Amerika Serikat yang menyewa kawasan Pulau Sumbawa. Pulau itu dijadikan pertambangan dan pelabuhan untuk pengangkutan konsentrat PT Newmont.
"Tapi kalau di pulau yang dibangun enggak ada rakyat Indonesia, itu bahayanya. Itu kesempatan orang untuk menumpuk kekuatan kami enggak tahu menahu," kata Fahri.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebelumnya mengatakan, pemerintah berencana mempersilakan investor asing untuk mengelola dan menamai sejumlah pulau yang hingga saat ini belum bernama. Menurut dia, ada sekitar 4000 pulau di Indonesia belum memiliki nama.
Menurut Luhut, salah satu negara yang tertarik mengelola pulau tak bernama di Indonesia adalah Jepang. Jepang, kata Luhut, tertarik untuk menjadikan Pulau Morotai, Sulawesi Utara sebagai tempat peristirahatan kalangan lansia Jepang.
Pemerintah terus melakukan upaya menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Pasalnya, sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan yang dapat mendongkrak perekonomian serta menyerap tenaga kerja dengan cepat.
(yul)