Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo meminta jajarannya segera menyelesaikan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) untuk proyek Bandara Kulon Progo di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia ingin proses pembangunan bandara itu segera dimulai.
"Saya berharap, 587 hektar lahan yang telah tersedia segera diproses, amdalnya segera diselesaikan, konstruksinya juga bisa segera di mulai,” ujar Jokowi saat peletakan batu pertama bertajuk
babat alas nawung krida, Jumat (27/1).
Jokowi menuturkan, proyek Bandara Kulon Progo telah direncanakan sejak tujuh tahun lalu. Namun program itu tidak kunjung direalisasikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risiko yang mengiringi pelaksanaan pembangunan bandara itu, kata Jokowi, harus ditanggung pemerintah. " Kalau tidak diputuskan,
mundar-mundur, mundur-mundar, enggak akan selesai sampai kapanpun,” tuturnya.
Proyek bandara Kulon Progo diiringi penolakan petani lokal. Wasiyo, petani dari Wahana Tri Tunggal, menyebut pembangunan itu akan berdampak buruk bagi lahan produktif.
Gerakan Solidaritas Tolak Bandara New Yogyakarta International Airport Kulonprogo menyatakan, lahan yang akan dipakai untuk bandara itu adalah lahan produktif baik lahan kering maupun lahan basah.
“Jika NYIA dibangun maka akan ada 12 ribu pekerja pertanian kehilangan mata pencaharian dari produksi terong dan gambas,” kata Pramila Deva, perwakilan gerakan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berkata, pembangunan tahap satu bandara baru itu akan berlangsung pada periode 2020 hingga 2030. Terminal yang akan dibangun pada tahap itu seluas 130 ribu meter persegi dan memiliki apron berkapasitas 35 pesawat.
Sementara itu pembangunan tahap dua akan digelar tahun 2031 hingga 2041. Terminal yang dididirkan pada tahap itu seluas 195 ribu meter persegi dan dilengkapi apron berkapasitas 45 pesawat.
Secara keseluruhan, nantinya dua terminal itu akan menampung setidaknya 35 juta penumpang per tahun.
(abm/rdk)