Sumarsono: Saya Selalu Komunikasi dengan Ahok

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Sabtu, 04 Feb 2017 15:09 WIB
Di hadapan publik, kebijakan Sumarsono kerap berseberangan dengan Ahok. Namun di balik itu, Sumarsono mengaku selalu berkoordinasi sebelumnya.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono di rumah dinas, Jakarta Pusat. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menunjuk Sumarsono sebagai Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta. Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu menggantikan posisi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), untuk sementara, hingga 11 Februari 2017 jelang hari pencoblosan pilkada serentak.

Selama memimpin Jakarta, Soni--panggilan akrab Sumarsono--membuat beberapa kebijakan kontroversial, bahkan berseberangan dengan gubernur petahana. Mulai dari merevisi peraturan gubernur terkait ERP, pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2017, hingga pengangkatan kembali sejumlah pejabat yang pernah dinonaktifkan Ahok.

Soni menyatakan semua kebijakannya sesuai koridor hukum yang berlaku. Dia juga selalu berkonsultasi dengan Ahok maupun wakilnya, Djarot Saiful Hidayat. Meski demikian, dia berusaha menjaga jarak agar tidak menimbulkan kecurigaan jelang pilkada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya harus menjaga suasana batin Agus Yudhoyono dan Anies Baswedan serta pasangannya. Karena sikap birokrasi adalah netral," katanya.

Sekitar pertengahan Januari lalu, tepatnya Kamis (12/1) pagi, sebelum menuju Balai Kota Jakarta, Soni menyempatkan diri berbincang dengan jurnalis CNNIndonesia.com di Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta. Selama satu jam, Soni menjawab semua pertanyaan. Berikut petikan wawancaranya.

Selama menjabat Plt, apa target Anda memimpin Jakarta?

Target pertama, terlaksananya lima tugas pokok yang ditetapkan dalam Permendagri Nomor 74 Tahun 2016 yang diberikan kepada saya untuk dijalankan. Tugas itu mulai dari menjalankan fungsi pemerintahan, menjaga ketenteraman dan ketertiban, Pilkada yang lancar, APBD lancar, organisasi perangkat daerah (OPD) juga lancar. Itu semua target saya. 

Kedua, memberikan contoh mengelola pemerintahan yang baik. Saya ingin mencari model hubungan pusat dan daerah yang benar. DKI, walaupun tempatnya di Jakarta, sebesar apapun juga anggaran APBD-nya tetap dalam koridor sistem penyelenggaraan pemerintah daerah, satu poros pemerintahan di bawah Kemendgari.

Pengesahan APBD dan perampingan OPD jadi prioritas?

Menandatangani APBD, tentu diawali dengan proses penyusunan APBD. Itu lebih cepat dari target, karena komitmen saya harus tuntas sebelum ayam berkokok 1 Januari 2017. Penyusunan organisasi perangkat daerah sebagai penjabaran Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Organisasi Perangkat Daerah. Diawali gubernur petahana pengajuannya, kemudian saya teruskan. Dalam pengisian seluruh perangkat daerah, saya berkonsultasi juga sebenarnya dengan gubernur petahana dan wagub untuk pertimbangan dan masukan. Dengan perubahan 5.080 jabatan, sebanyak 990 jabatan kami hilangkan, karena pesannya adalah perampingan.
Sumarsono ketika mengecek kondisi Monas pasca aksi #212. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)Sumarsono ketika mengecek kondisi Monas pasca aksi #212. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Mengapa Anda mengangkat kembali pejabat yang telah dinonaktifkan?

Ada dua alasan. Alasan yang paling mendasar, jangan pernah kita menutup masa depan seseorang. Harapan ini yang saya wujudkan dengan mengangkat beberapa orang yang kita nilai rajin: tiap hari masuk, memiliki potensi kerja yang relatif lebih baik, tapi kesalahannya bukan korupsi. Kedua, dari segi aturan tidak ada larangan untuk staf tidak boleh dipromosikan. 

Saya juga pernah distafkan selama 9 bulan karena persoalan politik, bukan urusan lain, tapi saya diangkat kembali. Sekarang jadi Dirjen Otda, penjabat Sulawesi Utara, Plt Gubernur DKI. Dalam pegawai negeri itu ada hukuman disiplin bertingkat-tingkat. Mulai peringatan lisan, peringatan tertulis 1, 2, ditunda kenaikan pangkatnya, diturunkan pangkatnya, baru diberhentikan. Proses yang panjang inilah pembinaan aparat sipil negara yang benar.
Berapa orang yang dipromosikan?

Jumlahnya enggak banyak, dari 5.080 enggak sampai 0,5 persen. Semuanya ada 35 orang dari 5.080 jabatan. Ini semua mulai dari lurah, camat, staf SKPD kota administratif, sampai ke provinsi. 

Apakah Anda melihat ada masalah dalam proses penonaktifan sebelumnya?

Kita percaya Badan Pertimbangan Jabatan (Baperjakat). Komandannya adalah Sekda untuk level eselon bawah. Penilaian itu pertimbangan mereka, semua ada pembuktian masing-masing, karena di situ ada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang memberikan backgroundtrack record, dan seterusnya. Kami telah memberikan perampingan sekitar 15 persen di DKI. Ini semua dilakukan di bawah pertimbangan Baperjakat. 

Sebagai pelaksana gubernur, saya konsentrasi di eselon II dengan kepala SKPD-nya. Itu pun saya memperoleh dan minta pertimbangan dari gubernur dan wakil gubernur petahana, karena tidak mungkin saya susun sendiri. Saya sadar ketika mengakhiri jabatan itu nanti, toh mereka yang akan menggunakan. Jadi dari awal sudah saya kondisikan untuk di level pimpinan memang kami konsultasikan. Di level staf, berilah kepercayaan kepada Baperjakat, tidak perlu seorang gubernur masuk sampai ke level terkecil. 

Apa yang perlu diperbaiki di Pemprov DKI?

Banyak juga, tapi tidak dalam konteks pengendalian banjir yang telah berhasil, sistem transportasi luar biasa bagus, belum lagi soal MRT. Yang saya perbaiki lebih kepada pembenahan aparat sipil negara, termasuk memperbaiki hubungan di DPRD. Karena sistem pemerintahan di daerah, DPRD adalah mitra. 

Ke depan dalam rangka membangun demokrasi yang sehat di Jakarta, tetap harus dibangun komunikasi yang baik, kemitraan yang baik, karena pemerintahan itu dalam sebuah sistem adalah eksekutif dan legislatif. ini mesti kuat. Ini yang saya kira dulu sempat terjadi hubungan yang kurang serasi, kemudian yang saya perbaiki. Maka keluarlah APBD yang lebih cepat dari target sebelumnya. 

baca berikutnya: Sumarsono soal isu kedekatan dengan DPRD...

Sumarsono: Dekat tapi Ada Rambunya

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER