Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi 112 sudah berakhir. Tetapi ada cukup banyak kisah menarik yang terekam sepanjang aksi tersebut. Salah satunya adalah cerita tentang sebuah mobil bernama Si Putih.
Si Putih adalah kendaraan yang berfungsi sebagai mobil komando. Keberadaannya menarik perhatian karena tak pernah berhenti mengeluarkan pemberitahuan lewat pengeras suara yang berkekuatan tinggi.
Bagi orang-orang yang berada di sekitarnya, suara pengumuman atau peringatan dari Si Putih kerap memekakkan telinga. Betapa tidak, mobil bak terbuka yang telah dimodifikasi itu memiliki enam kotak pengeras suara dan delapan toa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kebisingan itu tak ada artinya jika jika dibandingkan dengan peran yang diemban Si Putih dalam aksi 112.
Meski tak digunakan untuk berorasi, Si Putih memiliki peran penting karena digunakan oleh siapapun yang ingin mencari rekan, sahabat, atau anggota keluarga yang tercecer dari rombongan.
"Kepada Emje, ditunggu di mobil PPMI (Persaudaraan Pekerja Islam Indonesia)," ujar Ade, peserta Aksi 112 dari Miftaul Janah, Cibitung.
"Sule, ditunggu di dekat mobil PPMI," giliran Ridwan yang kehilangan anggota rombongannya berteriak di depan mikrofon Si Putih.
Atas fungsinya hari ini, anggota Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Jawa Barat PPMI, Daeng Wahidin menjuluki Si Putih sebagai mobil komando sejuta umat.
"Si Putih, mobil komando, mokom sejuta umat," kata Daeng.
 Mobil Komando saat Aksi Bela Islam 4 November 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Daeng bercerita, Si Putih bukan mobil biasa. Si Putih adalah mobil yang telah lama 'bermain' dalam aksi demonstrasi yang dilakukan oleh beberapa organisasi rekanan PPMI seperti LBH Jakarta, Aliansi Buruh Jawa Barat, Koalisi Buruh Pangkal Perjuangan, Gerakan Masyarakat Anti Kriminalisasi, dan Gerakan Bersama Buruh BUMN.
"Pers mau pinjam buat demo enggak apa-apa," ucapnya disusul tawa.
Sebelumnya, kata Daeng, Si Putih juga telah turut serta dalam aksi 411 dan 212. Ia berkata Si Putih akan berpartisipasi apabila ada aksi GNPF MUI berikutnya.
Si Putih memiliki tiga operator yang biasa disebut Tim DJ Mokom, yakni Dede Warsa, Unuk Nugraha, dan Dasan Supriyatna. Dalam aksi 112, Si Putih sudah bersiap dari semalam.
"(Si Putih) jadi arena
selfie. (Ada peserta dari) Lampung, Kalimantan, Sumbar, Pekanbaru, Palembang, Kalimantan Tengah, Balikpapan, Makassar, Palu, Papua, bahkan turis luar negeri (berfoto bersamanya)," tutur Wahidin.
Bagi yang ingin 'mengajak' Si Putih beraksi, organisasi nonrekanan PPMI dapat menyewa dengan biaya Rp2,5 juta.
"Kalau organisasi rekanan, harga bisa dinegosiasikan," tambahnya.