Ikut Aksi 112, Brigade Ababil 'Galau' Soal Pemimpin Jakarta

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Feb 2017 16:19 WIB
Sekelompok orang yang mengaku dari Nahdlatul Ulama mengikuti aksi 112 pada hari ini dengan menamakan diri Brigade Ababil terkait dengan calon pemimpin Jakarta.
Sekelompok orang yang mengaku dari Nahdlatul Ulama mengikuti aksi 112 pada hari ini dengan menamakan diri Brigade Ababil terkait dengan calon pemimpin Jakarta. (CNN Indonesia/Hizkia Darmayana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok orang yang mengaku dari Nahdlatul Ulama (NU) mengikuti aksi 112 pada hari ini dengan menamakan diri Brigade Ababil NU yang berasal dari kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Organisasi kemasyarakatan yang terbentuk pada 2008 itu menyatakan sekitar 150 orang turut serta dalam aksi 112. Mereka mengenakan seragam ormas bertuliskan Brigade Ababil NU serta mengusung bendera NU. Ababil merupakan singkatan dari Aliansi Barisan Bela Islam.

"Kami memang bukan berada di struktural NU, tapi amaliyah kami adalah NU. Kami sepenuhnya warga Nahdliyin," kata Haji Syukron, Wakil Ketua Brigade Ababil kepada CNN Indonesia, ketika ditemui di sekitar Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (11/2)
Padahal, beberapa hari lalu Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin melarang warga NU untuk mengikuti aksi 112 ini. Ia menegaskan NU harus mengupayakan kerja sama antara ulama dan umara (pemerintah) dalam menjaga kedamaian negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyikapi larangan itu, Syukron mengatakan justru sekarang adalah saat yang tepat bagi NU untuk bangkit membela agama dan tanah air. Sebab arti Nahdlatul Ulama itu sendiri adalah kebangkitan ulama.

Syukron juga menegaskan gerakan yang dilakukan ormasnya murni untuk membela agama Islam yang diduga dinistakan oleh calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Ia juga menegaskan ormasnya terus menyerukan ajaran Islam yang mewajibkan memilih pemimpin Muslim. Namun, Syukron mengatakan pihaknya tidak memiliki kepentingan politik apapun, khususnya terkait Pemilihan Gubernur Jakarta.

"Kami tidak terlibat dukung mendukung calon gubernur A atau B. Tapi memilih gubernur non Muslim haram hukumnya. Itu sudah harga mati bagi umat Islam," katanya.

Selain Rais Aam PBNU, Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur juga melarang warga dan pesantren NU mengikuti aksi 112. PWNU Jawa Timur juga melarang digunakannya simbol NU dan keterlibatan badan otonom NU dalam kegiatan 112.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER