Jakarta, CNN Indonesia -- Badut berambut gimbal warna-warni dengan hidung bulat merah yang besar, menyapa para bocah di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Kamis (23/2) pagi. Tanpa berbicara, gerak tubuh badut mengundang tawa. Sejenak para bocah melupakan tempat tinggalnya yang terendam air.
Sesekali badut berpura-pura jatuh, beberapa saat kemudian dia meloncat-loncat hingga perut gendutnya bergoyang. Para bocah menikmati atraksi yang menghibur di pelataran Universitas Borobudur sembari bersantap pagi dengan orang tuanya.
Seorang bocah tujuh tahun tersenyum bahagia setelah menerima satu buah pir dari badut yang sembari menari lincah. "Badutnya lucu, perutnya buncit, terus dia goyang-goyang ngasih buah pir,” kata Diko kepada CNNIndonesia.com di Jakarta, Kamis (23/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Taruna Siaga Bencana (Tagana) Doddy Cahyadi mengatakan, kedatangan badut itu memang disiapkan khusus untuk menghibur anak-anak. Hiburan ini pun kata dia, dalam rangka program trauma
healing atau penyembuhan trauma yang disediakan oleh pemerintah DKI untuk meredam trauma anak pascabanjir.
"Anak-anak itu tergolong rapuh, jadi kami lakukan berbagai cara agar anak-anak tetap merasa nyaman meskipun tinggal di pengungsian," kata Doddy.
Para bocah yang mengungsi di posko banjir ini berbeda-beda. Tingkat traumatik pun tidak sama. "Kami lakukan pendampingan dengan menyediakan arena bermain untuk anak. Badut ini dia didatangkan karena semalam hujan kembali lebat, anak-anak banyak yang menangis, murung, pagi ini kita berusaha kembalikan keceriaan mereka," kata Doddy.
Selain mendatangkan badut, program penyembuhan trauma meliputi pemberian taman bacaan keliling untuk anak-anak korban bencana. Ada tiga mobil perpustakaan keliling yang menyebar di areal posko banjir Universitas Borobudur ini.
 Perpustaan berkeliling untuk anak di Cipinang Melayu, Jakarta Timur. (CNN Indonesia/Tiara Sutari) |
"Perpustakaan ini datang setiap hari, kan karena banjir anak-anak tidak bisa sekolah, kita sediakan taman bacaan, agar mereka bisa tetap belajar juga," kata Doddy.
Selain untuk anak-anak, menurut Doddy program penyembuhan juga disediakan untuk orangtua dan dewasa. Tentu dengan program dan sistem yang berbeda.
"Semua dapat, kan semua juga punya perasaan traumatik berbeda-beda. Orangtua dan Dewasa kita adakan sesi berbicara, curhatlah istilahnya," kata Doddy.