Jakarta, CNN Indonesia -- Daftar pemilih tetap atau DPT di Pilkada DKI 2017 putaran kedua diprediksi melonjak tajam dibanding hari pemungutan suara 15 Februari 2017. Tambahan bisa berasal dari pemilih pemula yang baru berusia 17 tahun saat hari pencoblosan 19 April mendatang.
Pilkada DKI putaran pertama, sedikitnya 7.108.589 warga terdaftar menjadi DPT. Sementara, ada 57.763 pemilih yang memegang surat keterangan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil agar dapat memilih di satu jam terakhir masa pemungutan suara.
Namun, saat hari pemilihan total pemilih yang terdaftar adalah 7.356.426. Sedangkan warga yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 5.564.313.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jelang dimulainya Pilkada DKI putaran kedua, Komisi Pemilihan Umum ibu kota telah kembali membuka masa pendaftaran pemilih. Warga yang ragu akan keberadaan hak pilihnya dapat mendaftar di posko di tiap kelurahan, atau menghubungi
call centre penyelenggara pemilu.
Hingga saat ini belum ada total jumlah warga yang mendaftar untuk menjadi pemilih di Pilkada DKI putaran kedua. Namun, KPU DKI telah menerima laporan peningkatan angka pemilih pemula dari Dinas Dukcapil Provinsi ibu kota.
Berdasarkan data Dinas Dukcapil DKI Jakarta, ada 21 ribu pemilih pemula yang berhak memilih pada 19 April nanti. Sementara, ada 59.911 warga DKI yang belum sama sekali merekam data kependudukannya.
"Prinsip kami membantu KPU, mendukung, untuk mengejar jumlah 59ribu (warga) yang belum merekam kita akan buka layanan di hari sabtu," ujar Kepala Bidang Pendaftaran Dinas Dukcapil DKI Sapto Wibowo di Kantor KPU DKI, Jumat (10/3).
Data sementara tambahan pemilih tak hanya berasal dari Dinas Dukcapil. KPU DKI telah merangkum adanya kenaikan jumlah pemilih akibat keberadaan warga di daftar pemilih tambahan (DPTb) putaran pertama Pilkada.
Menurut catatan KPU DKI, ada sekitar 237 ribu pemilih dalam DPTb. Pemilih tambahan dipastikan masuk dalam DPT Pilkada DKI putaran kedua, walau verifikasi akan kembali dilakukan penyelenggara pemilu.
"Kalau putaran pertama, memang kita melakukan pemutakhiran data dengan coklit (pencocokan dan penelitian), datangi setiap rumah, setiap orang, kita cocokkan data yang kami pegang dengan identitas penduduk. Sekarang tidak, karena waktunya sangat terbatas. Istilah kita penyempurnaan saja," ujar Komisioner KPU DKI Moch Sidik di kawasan Mangga Besar, Kamis (9/3).
Tambahan pemilih juga dapat terjadi jika banyak warga pendatang yang hendak memiliki e-KTP ibu kota sebelum 19 April tiba. Walau pengurangan dari warga yang meninggal dan pindah dimungkinkan ada, KPU DKI tetap mengantisipasi adanya lonjakan jumlah pemilih di putaran final.
Jumlah DPT yang meningkat akan berpengaruh pada ketersediaan surat suara dan logistik pemilihan. Sebagai catatan, produksi surat suara pada Pilkada disesuaikan dengan jumlah pemilih, ditambah 2,5 persen sebagai logistik cadangan.
KPU DKI yakin jumlah pemilih pada Pilkada putaran kedua juga akan meningkat. Jika pada putaran pertama ada 75,7 persen pemilih yang menggunakan haknya, maka di 19 April nanti diprediksi pemilih akan melampaui angka 77 persen.
"Kalau kemarin misalnya 75 persen tingkat partisipasi kita, tapi banyak masyarakat yang menginginkan (memilih), bisa juga lebih dari 80 persen (pada putaran kedua). Sangat mungkin sekali tanggal 19 itu (pemilih) datang berbondong-bondong."