Sumarsono: Spanduk Penolak Salat Jenazah Dibuat Satu Kelompok

CNN Indonesia
Senin, 13 Mar 2017 12:01 WIB
Sumarsono mengatakan banyak warga setempat yang justru tidak tahu mengenai pemasangan spanduk provokatif berisi larangan menyalatkan jenazah.
Sumarsono mengatakan banyak warga setempat yang justru tidak tahu mengenai pemasangan spanduk provokatif berisi larangan menyalatkan jenazah. (CNN Indonesia/Filani Olyvia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono curiga spanduk provokatif berisi larangan menyalatkan jenazah bagi pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang beredar di Jakarta dipasang kelompok tertentu untuk kepentingan politik.

"Tulisannya seragam, cetakannya seragam. Hanya warnanya saja yang beda-beda. Kalau begitu kan, kemungkinan ada satu sumber yang menggerakkan," kata Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, pada Senin (13/3).

Apalagi, kata Sumarsono, banyak warga setempat yang justru tidak tahu mengenai pihak yang memasang spanduk provokatif berisi larangan menyalatkan jenazah yang belakangan ramai dibicarakan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, ia menjelaskan bahwa wewenang yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejauh ini hanya sebatas pengawasan dan penertiban.
Sumarsono telah menggerakkan anak buahnya mencopot 147 spanduk provokatif larangan menyalatkan jenazah yang beredar di lima wilayah Jakarta. Dia mengatakan pencopotan itu hasil kerjasama antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dengan warga sekitar.

"Sebanyak 147 spanduk itu dicopot bukan oleh Satpol PP saja, tapi juga oleh kesadaran warga dan tokoh masyarakat setempat," ujar Soni, panggilan Sumarsono.

Dia menyatakan apresiasinya kepada masyarakat dan Dewan Masjid Indonesia yang mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aksi pemasangan spanduk itu.

“Saya pribadi berterimakasih kepada Dewan Masjid Indonesia yang sudah membuat surat edaran resmi terkait hal ini. Mengenai aspek pidananya, ya biarkan jadi urusan polisi untuk menyelidiki lebih lanjut," kata Soni.

Sumarsono: Spanduk Penolak Salat Jenazah Dibuat Satu KelompokSpanduk penolakan salat jenazah di kawasan Karet, Setiabudi.  (CNN Indonesia/Marselinus Gual)

Jemput jenazah

Sumarsono mengatakan akan menjemput jenazah apabila muncul kembali kasus penolakan salat bagi pendukung salah satu pasangan calon Pilgub Jakarta. Dia mengingatkan pengurusan jenazah merupakan kewajiban umat muslim.
"Kalau kita mengatakan diri kita seorang muslim, saya kira sudah tahu fardu kifayah, tidak ada yang dimakamkan tanpa disalatkan. Kalau memang masjid di depannya menolak karena sekelompok tertentu, kami akan kirimkan ambulans, kirim mayat itu ke masjid yang bisa menerima," kata dia.

Dia mengatakan untuk mencegah pemasangan spanduk pelarangan jenazah kembali berulang, akan melakukan pengawasan sesuai dengan peraturan yang ada. Satpol PP DKI akan diminta menertibkan spanduk, namun dengan melakukan pendekatan persuasif terlebih dahulu.

"Solusi sebenarnya kita bisa berembuk, jangan sampai dipolitisir oleh sekelompok orang yang sebenarnya hanya untuk kepentingan politik Pilkada," kata Soni.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER