Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri menyatakan sembilan orang terduga teroris yang ditangkap di Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Parigi Moutong pada Jumat pekan lalu bukan anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan mendiang Santoso.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan sembilan orang tersebut merupakan rekrutan seorang warga Makassar, Sulawesi Selatan, dan berasal dari kelompok yang berafiliasi dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Hasilnya (penyidikan sementara) mereka tidak menjadi bagian MIT. Sembilan orang yang ditangkap ini adalah bagian yang berafiliasi dengan ISIS, mereka dibaiat oleh seseorang di Makassar," kata Martinus di Jakarta, Selasa (14/3).
Dia menjelaskan, sembilan orang terduga teroris tersebut masih menjalani pemeriksaan secara intensif di Markas Polda Sulawesi Tengah hingga saat ini. Martinus mengatakan, penyidik masih memiliki waktu hingga Jumat (17/3) untuk mengetahui lebih dalam terkait latar belakang hingga jaringan dari sembilan orang tersebut.
"Kami akan dalami bagaimana pergerakan mereka yang menyatakan berafiliasi dengan ISIS," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polda Sulawesi Tengah menangkap sembilan orang terduga teroris di Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Parigi Moutong, Jumat (10/3), sekitar pukul 08.30 WITA. Mereka ditangkap atas dugaan merencanakan penyerangan ke sejumlah markas kepolisian dan anggota Polri.
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto mengatakan, dari sembilan terduga teroris itu, enam di antaranya ditangkap di Tolitoli sementara sisanya di Parigi Moutong.
Berdasarkan informasi yang diperoleh CNNIndonesia.com, enam dari sembilan terduga teroris itu berinisial Sa (29 tahun), K (28), So (12), D (17), J (19), dan I (23).
Dari tangan terduga teroris, kepolisian menyita sejumlah barang bukti berupa bahan peracik bom, seperti pupuk kno3, belerang, arang, paku, dan spirtus.