Jakarta, CNN Indonesia -- Aliansi Masyarakat Sipil untuk Konstitusi (Amsik) mewaspadai peredaran video yang melibatkan anak-anak terkait dengan dukungan terhadap aksi intoleransi yang menjurus ke terorisme.
Alisansi itu menyatakan hal itu terkait dengan peredaran sejumlah video yang beredar di media sosial alias medsos.
Video itu menggunakan anak-anak untuk mengirimkan pesan berupa proganda yang menyetujui tindakan terorisme. Selain itu, anak-anak juga ditemukan terlibat dalam kampanye politik.
Aktivis Human Rights Working Group, Muhammad Hafiz anak-anak sudah dimanfaatkan untuk tujuan yang bertentangan dengan hukum. Dia menilai hal ini terjadi karena anak-anak memiliki kemampuan untuk menggugah orang-orang yang menonton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena anak dengan kepolosannya bisa menghipnotis orang dan membuat kagum dalam menyampaikan pesan yang mengandung unsur intoleransi dan radikal," kata Hafiz kepada CNNIndonesia.com Selasa (28/3).
Hafiz meminta agar pemerintah bertindak cepat dalam mengatasi persoalan tersebut. Tindakan itu terkait dengan respons untuk mengantisipasi kampanye, kebencian, kekerasan berdasarkan agama.
"Kalau anak tidak dijaga tidak dilindungi oleh negara, maka potensi intoleransi atau kekerasan terjadi itu sangat besar. Ini jadi ladang subur untuk persetujuan terhadap teror," tutur Hafiz.
Menurut Hafiz, anak-anak seharusnya mendapatkan pengajaran dan pendidikan yang toleran dan saling menghormati. Hal itu dapat dilakukan dengan pendidikan agama yang menciptakan budaya yang saling menghormati dan toleransi.
"Jadi pendidikan agama tidak boleh formalitas, tapi lebih dari itu harus menciptakan situasi toleran," ujar Hafiz.
Di sisi lain, orang tua juga memiliki kewajiban untuk memastikan pendidikan anak tidakmendukung ajaran terorisme atau tindakan kekerasan berbasis agama. Hafiz meminta orang tua untuk memastikan anak-anak memiliki paham keagamaan yang benar.
Dalam salah satu tayangan video terungkap sejumlah anak menyampaikan pesan tentang dua bendera bertuliskan Bahasa Arab. Mereka menyebutkan bahwa itu bukan bendera kelompok tertentu atau teroris.
“Apalagi bendera teroris,” kata seorang anak.
Mereka menyatakan bendera itu adalah pemersatu umat Islam seluruh dunia.