Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian berharap Komisi Pemberantasan Korupsi merekrut banyak perwira menengah kepolisian. Tito beralasan, Polri saat ini kelebihan polisi berpangkat ajun komisaris besar dan komisaris besar.
"Kalau seandainya sebagian (komisaris besar) bisa ditarik KPK, saya akan berterima kasih sekali. Ajun komisaris besar juga begitu, kami kelebihan," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/3).
Tito menuturkan, sebanyak 200 personel Polri berpangkat komisaris besar baru saja menyelesaikan pendidikan di Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi Tinggi Polri. Menurut Tito, jumlah tersebut melebih dari angka yang dibutuhkan di instansi kepolisian saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Tito menyebut Polri kekurangan perwira menengah berpangkat ajun komisaris. Untuk mengatasi kondisi itu, Tito akan menjaring banyak lulusan sekolah kepolisian pada rekrutmen perwira melati satu.
"Ajun komisaris kurang, makanya rekruitmen Polri untuk Akademi Kepolisian maupun untuk sekolah inspektur polisi tahun ini akan kami tambah untuk misi menambal kekurangan itu," ujarnya.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Ketua KPK Agus Raharjo menyebut lembaganya belum mengajukan peminjaman personel polisi berpangkat ajun komisaris besar atau komisaris besar.
Agus mengatakan, yang dibutuhkan KPK adalah polisi berpangkat melati satu. "Yang sudah kami kirimkan itu adalah permintaan untuk ajun komisaris yang pengalamanya dua tahun," kata dia.
Namun, Agus berjanji akan mempertimbangkan tawaran Tito. Ia berkata, KPK akan memikirkan strategi sumber daya manusia, terutama kebutuhan penyidik senior berpangkat melati dua dan melati tiga.
Di luar konteks kelebihan perwira menengah Polri itu, kepolisian tengah pekan ini meneken nota kesepahaman dengan KPK. Polri berkomitmen meminjamkan personel mereka ke komisi antikorupsi, baik yang akan ditugaskan sebagai penyelidik, penyidik, maupun petugas lapangan.
"Saya sudah perintahkan seluruh jajaran kepolisian untuk wajib membantu KPK melakukan operasi di lapangan. Jadi mungkin (di lapangan) bakal ada empat orang KPK, Polri tambah 20 hingga 30 orang untuk
back up," kata Tito.