Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan permintaan penundaan sidang penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) murni karena alasan keamanan. Polri ingin pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta bisa fokus tanpa ada gangguan.
"Ini kan masa kampanye belum selesai kemudian akan menghadapi hari tenang, ada persiapan dari penyelanggara jadi biar lebih fokus. Saya harap masyarakat juga mendukung," kata Boy di Jakarta, Sabtu (8/4).
Menurutnya, pemilu yang demokratis harus bebas dari intimidasi hukum dan kegaduhan. Karena itu Polri meresa bertanggung jawab untuk menjaga keamanan jelang pelaksaan pesta demokrasi itu.
Boy menegaskan, berdasarkan pertimbangan keamanan itu, kepolisian hanya merekomendasikan. Keputusan akhir tetap berada di tangan ketua majelis hakim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika memang saran penundaan tidak dikabulkan, Polri menurut Boy akan tetap memberikan pengamanan sidang, bahkan dengan kekuatan berlapis.
"Keamanan akan lebih kuat, lebih fokus dan lebih ekstra," kata Boy.
Rekomendasi penundaan sidang dikirim Polda Metro Jaya kepada Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Namun hingga kemarin, pengadilan mengaku belum menerima surat tersebut.
Humas Pengadilan Negeri Jakarta Utara Hasoloan Sianturi mengatakan, hakim yang memimpin sidang Ahok akan segera mempertimbangkan rekomendasi kepolisian tersebut jika surat telah diterima.
Selain meminta penundaan sidang, Polda juga akan menunda proses penyelidikan terhadap laporan polisi yang menyeret nama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut tiga, Anies Baswedan serta Sandiaga Uno. Pemeriksaan ditunda hingga pemungutan suara Pilkada DKI putaran kedua selesai dilaksanakan.