Jakarta, CNN Indonesia -- Warga RW 12, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, masih menjalankan aktivitasnya seperti hari-hari biasanya. Mereka tak terpengaruh dengan rencana pengosongan yang akan dilakukan PT Kereta Api Indonesia (Persero) hari ini, Minggu (9/4).
Sabramsyah, salah satu anggota Tim 9 Warga RW 12 Manggarai berkata, warga tetap menjalankan kegiatannya seperti hari-hari biasanya, meski PT KAI sudah memberikan Surat Pemberitahuan Pengosongan dan Pembongkaran Bangunan.
Warga, kata Sabramsyah, yang rumahnya diminta untuk dikosongkan oleh PT KAI pada hari ini, memilih tetap bertahan. Mereka masih menunggu mediasi yang akan dilakukan Komnas HAM dan Ombudsman RI terhadap PT KAI dengan warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga santai-santai saja, kita masih beraktivitas seperti biasa," kata Sabramsyah kepada wartawan di lokasi rencana pengosongan PT KAI, Jalan Sahardjo I, Manggarai, Jakarta Selatan.
Sabramsyah menjelaskan, ada 11 bangunan yang diminta dikosongkan oleh pihak PT KAI. Bangunan rumah itu terdiri dari 5 bangunan di RT 01 dan 6 bangunan di RT 02.
Menurut Sabramsyah, warga sejak semalam sudah mendirikan posko untuk berjaga-jaga dari rencana pengosongan yang akan dilakukan PT KAI hari ini. Pagi ini warga pun berkumpul di jalan masuk RW 12, untuk memantau rencana pengosongan tersebut.
"Kita enggak mau kecolongan. Makannya kita jaga dari semalam," kata Sabramsyah.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, puluhan warga berkumpul di jalan masuk, Jalan Sahardjo I. Mereka mendirikan tenda dari terpal. Tampak warga yang ada di posko tersebut saling bercengkrama.
Kegiatan di posko pagi ini lebih banyak diisi dengan perbincangan antar warga. Makangan ringan, seperti kue dan gorengan menjadi kudapan warga yang bersiaga di posko tersebut. Tak terlihat rawut kekhawatiran dari warga yang berbaur dengan awak media lainnya.
Saat diajak menyusuri Jalan Sahardjo I, Sabramsyah menunjukan satu per satu bangunan rumah yang bakal dirobohkan oleh Pihak PT KAI. Dia heran, rumah yang diminta dikosongkan oleh PT KAI tak berdiri berjejeran.
Sabramsyah mengatakan, kesiagaan warga terhadap rencana pengosongan PT KAI ini berkaca pada nasib yang dialami warga di Jalan Talang Betutu, Kebon Melati, Tanah Abang. Warga di sana juga terkena penggusuran PT KAI untuk proyek yang sama.
Menurut Sabramsyah, warga di dekat Stasiun Sudirman itu terdampak proyek untuk menunjang Prasarana dan Sarana Kereta Api Bandara Internasional Soekarno Hatta-Manggarai dan Jalur Lingkar Jabodetabek, tahun ini.
"Warga Talang Betutu, Sudirman ada 400 rumah yang terdampak. Mereka (PT KAI) jam 2 malam tiba-tiba datang. Kita enggak mau seperti itu," tuturnya.
Sabramsyah menyebut bahwa warga sebenarnya tak menolak rencana pembangunan yang dilakukan pemerintah di era Presiden Joko Widodo ini. Menurutnya, yang menjadi persoalan dari rencana PT KAI ini adalah tak adanya transparansi kepada warga atas proyek ini.
Selain itu, kata Sabramsyah, ganti rugi atas tanah yang sudah ditinggali warga sejak 1950-an ini sangat tak manusiawi. Dia lantas membandingkan, pada 1997 saat ada proyek peleberan kali, pemerintah saat itu memberi uang pengganti yang laik.
"Pada 2012, salah satu tanah rumah dinas PT KAI mendapat ganti uang sekira Rp200 juta," tutur Sabramsyah.
Sementara itu, kuasa hukum warga RW 12 Manggarai, Nasrul Dongoran dari PBHI Jakarta, menyatakan warga yang rumahnya diminta untuk dikosongkan hari ini akan tetap bertahan sampai mediasi yang dilakukan Komnas HAM selesai.
Menurutnya, warga menginginkan adanya transparansi dari 'penyerobotan tanah' yang dilakukan PT KAI.
"Warga sudah mendirikan posko keamanan sejak semalam. Kita melakukan perlawanan penyerobotan yang dilakukan PT KAI," kata Nasrul.
Nasrul menyatakan bahwa sejak awal PT KAI tak transparans dalam menjalankan proyek pembangunan yang masuk ke dalam rencana strategis nasional pemerintahan Jokowi. Bahkan, sosialisasi kepada warga pun terkesan hanya formalitas belaka.
"Kendala sebenarnya itu, tak ada transparansi proyek ini. Ini tak pernah dijelaskan, ini yang terkesan dipaksakan," tegasnya.
Dihubungin terpisah, Senior Manager Humas Daerah Operasi I KAI Suprapto belum mengetahui apakah rencana pengosongan akan dilaksanakan pada hari ini atau tidak. Menurut Suprapto, pihaknya saat ini tengah melakukan koordinasi dengan tim yang ada di wilayahnya.
"Nanti akan saya infokan. Posisi tim lagi koordinasi kewilayahan," kata Suprapto lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com.
Sebelumnya, PT KAI sudah mengirimkan Surat Pemberitahuan Pengosongan dan Pembongkaran Bangunan kepada warga RW 12, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Dalam surat itu, warga yang terkena dampak diminta mengosongkan rumahnya terakhir pada hari ini, Minggu (9/4).
Minggu 9 April 2017 merupakan batas akhir waktu yang diberikan PT KAI kepada warga yang memiliki 11 bangunan seluas 1.150 meter persegi (m2), yang akan digusur.
PT KAI mengklaim sebagai pemilik lahan berdasarkan sertifikat Hak Pakai Nomor 47 Manggarai Tahun 1988 atas nama PJKA. Sementara warga merasa hak kepemilikan ada di tangan warga karena telah lebih dulu tinggal di lahan tersebut sejak tahun 1950-an.
Panjang rel kereta api bandara dari Stasiun Manggarai yakni 36,3 kilometer, yang akan melintasi Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, Stasiun Batu Ceper, dan berakhir di Bandara Soekarno-Hatta.
Proyek pembangunan itu merupakan proyek yang terbagi menjadi tiga paket yakni Paket B1, Paket A, dan Paket B21 yang telah dimulai sejak 2013.