Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mendukung rencana Komisi Pemberantasan Korupsi meningkatkan pengamanan terhadap pegawainya. Menurut Wiranto, langkah tersebut bisa memperkecil insiden serupa terjadi di masa depan.
"Karena yang disiram itu seorang petugas yang sedang menjalankan satu tugas-tugas dan mengungkap permasalahan yang cukup serius," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (11/4).
Mantan Menteri Pertahanan ini juga meminta aparat bekerja cepat untuk menemukan pelaku dan motif aksi yang dinilai sangat keji. Menurut Wiranto, pengungkapan pelaku bisa mengakhiri berbagai spekulasi yang saat ini beredar di masyarakat.
Berbagai spekulasi memang muncul menyikapi insiden yang dialami Novel Baswedan. Sebagian kalangan, seperti mantan pimpinan KPK Busyro Muqoddas menduga penyerangan itu terkait dengan kasus megakorupsi e-KTP yang tengah diselidiki oleh Novel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiranto bisa memahami spekulasi yang muncul di masyarakat. Namun, ia meminta seluruh pihak menunggu hasil penyelidikan Kepolisian.
"Masyarakat saya harapkan juga jangan menduga-duga, jangan menjadi polemik, jangan saling tuduh. Sebelum pengusutan dari polisi bisa mengungkap itu," ujarnya.
Novel merupakan ketua satuan tugas (Satgas) penyidikan kasus megakorupsi e-KTP yang merugikan negara sebesar Rp2,3 triliun.
Dalam surat dakwaan sidang kasus e-KTP, jaksa penuntut umum menyebut sejumlah nama politikus seperti Ketua DPR Setya Novanto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Anas Urbaningrum, hingga Menkumham Yasonna Laoly.