Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 648 kepala keluarga masih mengungsi di tempat ibadah di Desa Lawe Tua, Kecamatan Lawe Sigala Gala, akibat bencana banjir bandang di Kabupaten Aceh Tenggara, sejak Selasa lalu.
"Hingga Jumat pagi tercatat 648 KK atau 2.476 jiwa masih berada di posko pengungsian di satu gereja di Desa Lawe Tua," kata Koordinator Pos SAR Kutacane, Risky Hidayat di Kutacane, Jumat (14/4).
Dia menyebutkan para pengungsi tersebut berasal dari lima wilayah desa yang terletak di lereng pengunungan kawasan ekosistem Gunung Leuser.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lima desa itu, yakni Lawe Sigala Barat tercatat 66 KK atau 180 jiwa, Kayu Belin 80 KK atau 220 jiwa, Lawe Tua Persatuan 146 KK atau 568 jiwa, Desa Lawe Tua Gabungan 159 KK atau 608 jiwa, dan Desa Lawe Sigala Timur 195 KK atau 900 jiwa.
"Tempat tinggal mereka diterjang banjir bandang. Bencana itu diikuti berbagai material yang turun dari atas gunung seperti kayu gelondongan, bebatuan, pasir, dan lumpur," terangnya.
Kepala Bidang Darurat dan Logistik Badan Penangulangan Bencana Daerah Aceh Tenggara Irwan mengatakan pihaknya telah mendirikan dua posko pengungsian, yakni di Desa Lawe Tua dan Desa Suka Makmur, Kecamatan Semadam.
Namun pengunsi yang berada di halaman masjid Simpang Semadam, Desa Suka Makmur, kini sudah kembali ke tempat tinggal atau kerabat mereka.
"Mereka kembali untuk tinggal dengan menumpangi rumah saudara, atau tetangganya. Sembari terus perbaiki rumah yang rusak sedang dan ringan diterjang banjir," tuturnya.
Berdasar laporan
Antara, banjir bandang dan longsor yang terjadi pada Selasa lalu mengakibatkan tewasnya dua orang, merusak 452 rumah warga, satu masjid dan sekolah, dua gereja, dan satu jembatan putus total.
Wilayah Aceh Tenggara memiliki 16 kecamatan dengan 385 desa, dan 282 desa diantaranya berada di lembah dan 103 desa terletak di lereng pengunungan.
Kabupaten di Provinsi Aceh ini, merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 25 hingga 1.000 meter di atas permukaan laut, dan dikelilingi oleh Taman Nasional Gunung Leuser dan Bukit Barisan.