Mengupas Tiga Tim Penyokong Anies-Sandi

CNN Indonesia
Minggu, 14 Mei 2017 08:39 WIB
Pembentukan tim pengarah, tim pakar, dan tim sinkronisasi dinilai lebih dibutuhkan saat pergantian pimpinan negara, bukan pimpinan di tingkat provinsi.
Pembentukan tim sinkorinisasi dikatakan Anies Baswedan, dimaksudkan agar ia dan Sandi bisa langsung bekerja saat resmi menjabat pada Oktober mendatang. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seperti yang direncanakan sebelumnya, Gubernur terpilih Anies Baswedan dan Wakil Gubernur terpilih Sandiaga Uno membentuk tiga tim untuk membantu mereka mewujudkan janji-janji kampanyenya. Tim pengarah, tim pakar, dan tim sinkronisasi akan menyiapkan 23 janji kerja Anies-Sandi sampai dilantik pada Oktober mendatang.

Setiap tim memilki personel dan anggota yang berbeda. Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Djoko Santoso dipercaya sebagai ketua tim pengarah yang didampingi Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera dan Boy Sadikin. Tim pengarah bertugas memberikan arahan, memberikan masukan dan mengumpulkan pandangan dari masyarakat.

Selanjutnya tim pakar, dipimpin Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto dan Mantan Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja. Selain Bambang dan Adnan, anggota dalam tim kini merupakan anggota yang sebelumnya merupakan dewan pakar Anies-Sandi saat kampanye.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said didaulat sebagai ketua tim sinkronisasi. Dia didampingi mantan Wakil Menteri PANRB Eko Prasojo, eks Sekda DKI Fadjar Pandjaitan, mantan deputi di UKP4 Hanief Arie Setyanto, pegiat tata kota Marco Kusumawijaya, aktivis perempuan Edriana Noerdin, advokat Rikrik Rizkiyana, dan akademisi Untoro Hariadi.

Secara keseluruhan, tim sinkronisasi bekerja menerjemahkan program Anies-Sandi. Penerjemahan program yang dimaksud, yakni bagaimana program tersebut dibahas secara keseluruhan dalam tim. Program tersebut akan dibahas bertahap mulai dari tim pengarah, tim pakar dan terakhir tim sinkronisasi.

Secara spesifik, dalam tim sinkronisasi terdapat kelompok kerja yang akan membahas program tersebut untuk masuk dalam rancangan program jangka menengah daerah. Kemudian, program tersebut akan dibahas lebih lanjut untuk masuk dalam APBD DKI 2018.

Anies mengatakan, pembentukan itu dimaksudkan agar ia dan Sandi bisa langsung bekerja saat resmi menjabat pada Oktober mendatang. Tiga tim penyokong sudah bekerja menyiapkan 23 janji kerja kurang lebih lima bulan, sehingga Anies-Sandi nantinya tinggal melanjutkan.

"Janji ada 23, timnya cuma tiga, kebanyakan nggak itu kira-kira? Sedikit dong. Satu pengarah saja, satu pakar yang sudah ada. Nah, (tim sinkronisasi) ini tim kerja. Bayangkan relawan kita banyak, ada partai, jadi harus ada tempat untuk teman-teman semua bisa berdiskusi," kata Anies, di Jakarta Selatan, Rabu (10/5) lalu.

Kurang lebih seminggu sejak diresmikan, baik Anies atau pun Sandi enggan menjelaskan secara rinci apa yang sudah dilakukan tiga tim tersebut. Mereka juga tidak menjelaskan progran apa saja yang sudah dibahas. Namun, menurut mereka, tim rencananya akan memberikan keterangan pada media pada Senin (15/5) mendatang.

"Meeting (di antara tim) sudah ada. Semuanya bersifat internal," jawab Anies singkat di Jakarta Pusat, Jum'at (12/5).

Sementara itu, Pengamat Politik The Indonesian Public Institute Karyono Wibowo menilai, pembentukan tiga tim tersebut berlebihan. Tim seperti itu lebih tepat dibutuhkan saat pergantian presiden, bukan pergantian pemimpin tingkat provinsi. Pembentukan tim seperti itu merupakan yang pertama kali di Jakarta.

"Ini wah-wahan saja supaya keliatan wah, ini adalah tim yang dibungkus seolah fungsinya menyerap aspirasi, kemudian mengkaji yang akan dibahas dengan janji yang ada 23. Sebenarnya tanpa tim itu mereka bisa, bisa dibuat diinternal pemerintah ketika menjabat. Ada dinas-dinas yang membidangi program mereka," kata Karyono kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (13/5) malam.

Karyono menilai, alasan pembentukan tim itu merupakan akomodasi bagi pendukung Anies-Sandi, baik pendukung dalam bentuk partai atau tokok perorangan.

Walau Anies-Sandi mengatakan tim bekerja sukarela, kata Karyono, akomodasi tidak selalu dalam bentuk cash. Dalam dunia politik, bentuk akomodasi dapat bermacam-macam dan merupakan hal yang wajar.

"Lihat saja nanti, bisa jadi posisi yang masuk tim transisi dapat posisi, bisa juga proyek. Intinya politik balas budi, dan itu jadi kelaziman dalam investasi kekuasaan meski dibungkus dalam bentuk apa pun," ungkap Karyono.

Selain itu, masih ada alasan lain pembentukan tiga tim tersebut. Anies-Sandi menyiapkan program yang dibantu tim karena khawatir kepemimpinannya tidak berjalan dengan baik. Pasalnya, kinerja mereka nantinya akan dibandingkan dengan kepemimpinan Ahok-Djarot.

"Kalau memang alasan itu ada, itu menjadi alasan yang positif. Kompetisi berlanjut dengan dampak yang baik bagi Jakarta karena tak mau kalah dengan kinerja baik Ahok-Djarot," jelas Karyono.

Kendati demikian, Karyono menilai, secara keseluruhan tim tersebut dihuni oleh orang yang tepat. Pasalnya, semua anggota memiliki pengalaman dan kompetensi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER