Jakarta, CNN Indonesia -- Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara kembali meletus, Sabtu (20/5), sekitar pukul 6.46 WIB. Aktivitas gunung berapi itu terus tinggi dalam beberapa bulan terakhir dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, semburan material dari letusan Sinabung pagi tadi mencapai 4.000 meter.
"Intensitasnya tinggi, terlihat dari tinggi kolom abu letusan yang mencapai 4.000 meter, amplitudo 120 milimeter, dan lama gempa vulkanik 343 detik," kata Sutopo dalam keterangan tertulis.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak Sinabung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat atau pengunjung juga disarankan tidak beraktivitas di dalam jarak 7 kilometer sektor Selatan-Tenggara, jarak 6 kilometer sektor Tenggara-Timur, dan jarak 4 kilometer sektor Utara-Timur.
Menurut Sutopo, potensi letusan susulan Gunung Sinabung, menurut Sutopo, masih tinggi. PVMBG pun masih menetapkan status Gunung Sinabung tetap berada di Level IV atau Awas.
"Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar. Mengingat telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai Laborus," ucap Sutopo.
Di sisi lain, letusan Sinabung pagi tadi tidak menambah jumlah pengungsi. Sutopo mengatakan, pengungsi akibat aktivitas Sinabung mencapai 7.214 orang atau 2.038 kepala keluarga.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.863 orang di antaranya tidak tinggal di delapan pos pengungsian yang tersedia.
Program relokasi yang digagas pemerintah hingga saat ini tak kunjung tuntas. Sutopo mencatat, 348 unit hunian relokasi kini tengah dibangun Kementerian PUPR di empat lokasi berbeda.
Sutopo menyatakan, pada pekan ketiga Juni nanti hunian tersebut dapat mulai digunakan. Sementara itu, sisa hunian relokasi untuk ribuan pengungsi Sinabung masih belum dikerjakan karena ketiadaan lahan.