Menhan Tak Ingin Publik Cari Kesalahan Puisi Panglima TNI

CNN Indonesia
Kamis, 25 Mei 2017 04:57 WIB
Ryamizard Ryacudu belum mendengar isi puisi yang dibacakan Gatot Nurmantyo. Dia tetap berpikir positif Panglima TNI tidak menyimpang dari tugasnya.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta masyarakat tidak mencari kesalahan atas tindakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang membaca puisi saat Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar.

Meski Ryamizard mengaku belum mendengarkan isi puisi yang dibacakan oleh Gatot, namun dia yakin dan tetap berpikir positif bahwa Gatot tak melakukan hal yang menyimpang dari tugas dan fungsinya.

"Kita semua mencari kebenaran, jangan cari-cari kesalahan," kata Ryamizard saat ditemui di Gedung Kementerian Pertahanan, Rabu (24/5).

Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Darat tersebut, masyarakat boleh saja mencari kekurangan seseorang asalkan tidak untuk menyalahkan orang yang bersangkutan, tapi untuk memperbaiki diri di kemudian hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya memang belum dengar tapi mudah-mudahan arahnya bukan ke situ," ujarnya.

Sementara itu mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Agum Gumelar sependapat dengan Ryamizard. Dia berharap masyarakat tidak membiasakan diri mencari kesalahan orang lain.

"Saya belum dengar, tapi jangan mencari-cari kesalahan," kata Agum.

Sebelumnya, Gatot membacakan puisi berjudul "Tapi Bukan Kami Punya" saat menghadiri acara Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar kemarin. Puisi yang dibacakan Gatot bercerita tentang seseorang bernama Jaka yang melihat kekayaan alam di sekelilingnya. Namun, Jaka sadar bahwa kekayaan tersebut bukan miliknya atau saudara sebangsa.

Gatot sempat menjelaskan, puisi tersebut sebagai gambaran bahaya derasnya arus migrasi dewasa ini yang tak mengenal batas wilayah. Persaingan antarmanusia pun semakin ketat.

"Saya ingatkan bahwa sekarang ini yang paling berbahaya antara lain adalah migrasi. Itu bukan pengungsian, mereka yang dikatakan ini adalah kompetisi antar negara, sekarang sudah meningkat menjadi antarmanusia. Manusia tidak kenal batas, dia mencari tempat yang lebih menjanjikan," kata Gatot di BPSDM Kemendagri.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER