Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan bahan peledak yang digunakan oleh pelaku teror di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur merupakan ciri khas kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Menurutnya, bahan peledak yang digunakan itu adalah
triacetone triperoxide (TATP) yang dimasukkan ke dalam
pressure cooker.
Dia menuturkan bahan ini mudah dibuat karena hanya membutuhkan cairan pembersih kuku dan tidak membutuhkan detonator.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini ciri khas kelompok ISIS. Mereka banyak sekali menggunakan TATP ini. Serbuk ini gampang dibuat. Bahan dasar (cairan) untuk membersihkan kuku. Ini sangat berbahaya, cukup panas dia bisa meledak," kata Tito saat memberikan keterangan pers di Rumah Sakit Bhayangkara Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (26/5).
Menurutnya, penggunaan TATP sebagai bahan peledak bukan yang pertama kali dilakukan di Indonesia.
Dia berkata, bahan ini sudah dicoba untuk digunakan dalam aksi teror di Jawa Timur dan Mal Alam Sutera, Serpong, Banten beberapa waktu lalu.
Kemudian, dia menyampaikan ada dua bom berbeda daya ledak di lokasi kejadian. Tito menerangkan, bom berdaya ledak besar dibawa oleh Ahmad Sukri atau yang meledak kedua.
Menurut Tito, bom tersebut berisi
shrapnel (pecahan peluru meriam) yang terdiri dari gotri, mur, dan gunting kecil.
"Ledakan pertama (pelaku) INS tidak besar. Ledakan kedua yang besar, pakai ransel kemudian meledak, badannya hancur, dan kepala lepas sampai ke dalam halte Bus TransJakarta," kata mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu.
Bom meledak di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, dua hari lalu. Tiga orang polisi tewas dalam peristiwa itu. Sedangkan 11 orang lainnya terluka.