Kapolri Beberkan Nama Pelaku Bom Kampung Melayu

CNN Indonesia
Jumat, 26 Mei 2017 21:53 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan pelaku bom Kampung Melayu adalah Ihwan Nurul Salam dan Ahmad Sukri berdasarkan hasil olah TKP, fisik, dan DNA.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan pelaku bom Kampung Melayu adalah Ihwan Nurul Salam dan Ahmad Sukri berdasarkan hasil olah TKP, fisik, dan DNA. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian memastikan nama pelaku bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5), yakni Ihwan Nurul Salam dan Ahmad Sukri.

Menurutnya, kepastian itu diperoleh setelah pihak kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara, identifikasi fisik, serta mencocokan deoxyribonucleic acid (DNA) pelaku dengan pihak keluarganya.

"Ihwan positif dengan pembanding putra biologisnya yang bernama Jibril. Sedangkan Ahmad Sukri positif dengan pembanding ibu kandungnya yang bernama Eti Nurhasanah," kata Tito saat memberikan keterangan pers di Rumah Sakit Bhayangkara Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (26/5).

Tito pun menyebut keduanya terkait dengan jaringan warga negara Indonesia yang telah bergabung dengan kelompok militan ISIS, Bahrun Naim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Tito, teror bom di Kampung Melayu dilancarkan karena saat ini ISIS dalam posisi terpojok di Suriah. Sehingga, mereka meminta para simpatisannya di luar negeri untuk melancarkan aksi.

"Sentralnya diserang dan mereka terpecah dan perintahkan sel-sel pendukungnya di berbagai negara untuk melakukan serangan di negara. Indonesia merupakan sel yang terkait melalui Bahrun Naim," kata Tito.

Sebelumnya, di tempat terpisah, Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Syafruddin memastikan serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu bukan dilakukan oleh oknum yang bergerak sendiri atau lone wolf.

Gerakan terorganisasi dalam serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu juga diakui Menko Polhukam Wiranto. Ia berkata, aksi teror di ibu kota dilakukan dengan tujuan mengacaukan ketentraman publik.

Aksi bom bunuh diri juga dilakukan sebagai salah satu cara kelompok teroris menunjukkan eksistensinya dalam membangun peradaban baru berdasarkan keyakinannya. Mereka ingin mengubah tatanan negara bangsa yang ada.

"Kedua, menimbulkan korban sebesar-besarnya dan selalu dia melakukan aksi saat kita lengah," kata Wiranto.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER