Leonardo DiCaprio Puji Aksi Menteri Susi Beri Data VMS

CNN Indonesia
Sabtu, 10 Jun 2017 15:42 WIB
Indonesia menjadi negara pertama yang bersedia memberikan data kapal ikan berukuran sedang pada Global Fishing Watch (GFW).
Susi Pudjiastuti bekerja sama denga GFW untuk mengawasi aktivitas penangkapan ikan oleh kapal besar. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aktor dan aktivis lingkungan, Leonadro DiCaprio, memuji langkah Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, dalam memberantas pencurian ikan dan mengelola perikanan secara transparan. DiCaprio menyampaikan pujiannya itu dalam video yang ditayangkan di acara World Oceans Day 2017 di kantor PBB, New York, pada Kamis (8/6).

"Beberapa waktu lalu, sekitar 10 ribu kapal secara ilegal masuk ke Indonesia dan mengambil ikan di perairan Indonesia. Ini membuat nelayan lokal terkena dampak buruknya," kata Leonardo dalam video berdurasi lima menit, seperti dikutip dari Detik.com.

"Namun Menteri Perikanan Susi melakukan usaha memberantas kegiatan ilegal itu, dan menjadi pemimpin ke era pengelolaan perikanan yang transparan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DiCaprio melontarkan pujian ini setelah Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang memberikan data kapal (Vessel Marine System) agar bisa diakses oleh Global Fishing Watch (GFW).

Dengan memberikan data ini, kapal-kapal ikan bisa dilacak pergerakannya secara langsung.

Dikutip dari OpenGovAsia.com, aplikasi GFW dikembangkan oleh Google, Skytruth, dan Oceana, sementara Yayasan Leonadro DiCaprio serta Bloomberg Philanthropies jadi penyandang dana.

Dengan aplikasi GFW, setiap penduduk dunia yang memiliki jaringan internet bisa memantau kapal-kapal penangkapan ikan yang sedang beroperasi.  

"Ini memperlihatkan seorang pemimpin yang berani dan inovatif yang dibutuhkan seluruh dunia," ujar Leonardo.

Peraturan menyatakan bahwa kapal ikan dengan tangkapan kotor lebih dari 30 ton yang beroperasi di perairan Indonesia diwajibkan memiliki VMS. Kesediaan Indonesia menyediakan data VMS pada platform GFW membuat setidaknya 5000 kapal ikan terpantau di peta pergerakan.

Sebelumnya, GFW menggunakan Automatic Identification System (AIS) untuk memetakan pergerakan kapal ikan. Hanya saja, AIS hanya diwajibkan oleh International Telecommunication Union (ITU) dipasang pada kapal dengan kapasitas penangkapan melebihi 100 ton, atau kapal berukuran besar.

Sementara itu, mayoritas penangkapan ikan dilakukan oleh kapal berukuran lebih kecil yang hanya diwajibkan memiliki VMS.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER