Demo Tolak Angket, 'Serigala Berbulu Domba' Terpampang di DPR

CNN Indonesia
Jumat, 16 Jun 2017 16:44 WIB
Aktivis ICW Donald Fariz yang turut dalam aksi mengatakan, hak angket KPK akan melemahkan lembaga antirasuah. Dia menggelar aksi untuk melawan hak angket.
Massa Penolak Hak Angket membentangkan Spanduk di Pagar Gedung DPR. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Belasan orang yang mengatasnamakan Aliansi Anak Muda Anti-Korupsi menggelar aksi menolak hak angket terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi, di depan Gedung DPR, Jumat (16/6).

Dalam aksinya, mereka membentangkan spanduk besar di pagar Gedung DPR yang bertuliskan 'Serigala Berbulu Domba', 'Siasat Sesat Parlemen' atau 'Akal-akalan Dewan Terhormat'.

Selain itu, belasan orang tersebut membentangkan poster dan menyanyikan nyanyian menolak hak angket KPK.
Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Donald Fariz yang turut dalam aksi itu, mengatakan, aksi mereka sebagai bentuk perlawanan publik atas hak angket KPK yang diduga akan melemahkan lembaga antirasuah tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aksi ini bentuk perlawanan publik bahwa hak angket ini sebagai bagian dari pelemahan KPK dalam pemberantasan korupsi," ujar Donald di sela-sela aksi di depan Gedung DPR.

Donald mengatakan, Panitia Khusus (Pansus) hak angket yang dibentuk DPR berpotensi menghambat kinerja KPK dalam mengusut kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).
Sebab, dalam persidangan, sejumlah anggota dewan disebut menerima aliran dana sebesar Rp1,9 triliun. Termasuk Ketua Pansus, Agun Gunandjar yang disebut menerima US$1 juta.

"Logika yang dibangun mereka nanti memperkuat KPK itu hanya bohong dan merusak pikiran kita. Jadi angket ini semakin menguatkan keyakinan masyarakat ujungnya memperlemah KPK yang target nya merevisi UU KPK," katanya.

Selain aksi, Donald menyebutkan ada pula petisi penolakan angket di internet yang sudah ditandatangani ribuan netizen. Untuk itu, mereka menuntut penghentian dan oembatalan proses hak angket yang dinilai sudah cacat sejak awal.

"Kalau mau evaluasi KPK silakan tapi caranya bukan dari pansus angket yang jelas ada penumpang gelap," kata dia.

Sementara, anggota Pansus angket KPK Masinton Pasaribu enggan menanggapi aksi menolak hak angket di depan Gedung DPR tersebut.

"Jangan cuma lima sampai sepuluh orang. Kalau demo ramai-ramai gitu loh. Kalau sedikit-sedikit kan nggak seru," ujar Masinton.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER