Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi tengah menggambar sketsa wajah pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Sketsa digambar berdasarkan keterangan dari seorang saksi kunci yang diyakini berada di lokasi saat teror terhadap Novel tengah terjadi.
"Jadi bisa identifikasi, dan lihat ciri-ciri yang bisa ditindaklanjuti tim identifikasi untuk membentuk seperti apa mukanya. Dari sketsa mungkin bisa jadi gambaran utuh," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (21/6).
Jenderal polisi bintang dua itu menolak membeberkan nama saksi kunci tersebut. Menurutnya, nama saksi itu merupakan rahasia penyidik dan tak dapat dipublikasi.
Setyo juga menyampaikan, penyidik akan segera bertolak menuju Singapura untuk meminta keterangan Novel perihal keterlibatan oknum jenderal dalam kasusnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, kasus Novel menjadi perhatian serius Polri agar bisa terungkap dalam waktu dekat. Polri, lanjutnya, tidak menghiraukan persepsi macam-macam yang berkembang di masyarakat.
"Dalam waktu dekat menemui Novel untuk melakukan pemeriksaan di Singapura," tuturnya.
Saksi Inisial E
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan saksi kunci kasus Novel itu berinisial E yang juga tetangga Novel.
Kepada polisi, kata Argo, E mengaku melihat wajah diduga pelaku penyiram air keras ke wajah Novel usai salat subuh di masjid dekat rumah Novel.
"Jadi ada saksi kami tiga orang. Salah satunya E yang mengaku melihat pelakunya," kata Argo di Polda Metro Jaya.
Argo menerangkan, saat keluar dari masjid tersebut, E melihat terduga pelaku tengah menundukkan wajahnya. Namun, kepada polisi, E mengatakan dapat melihat wajahnya dengan jelas.
"Jadi E melihat ada orang nunduk di dalam gelap tapi hafal wajahnya," kata Argo.
Argo memastikan wajah terduga pelaku itu bukan orang yang sempat dicurigai polisi selama ini. "Makanya kami perlu mendalami lagi keterangan E," tutur Argo.
Kasus penyiraman air keras terhadap Novel sudah berjalan lebih dari dua bulan. Namun kepolisian belum berhasil menangkap pelaku.
Di sisi lain, Novel sempat menyatakan kepada majalah
TIME bahwa kasusnya melibatkan perwira tinggi polisi, sehingga polisi terkesan sulit mengungkap pelaku.
Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal usai melaksanakan salat subuh di masjid dekat rumahnya di Jakarta Utara pada 11 April lalu. Siraman air keras itu menyebabkan luka parah pada kedua mata Novel. Kini Novel masih menjalani perawatan di Singapura.
Polisi telah memeriksa sejumlah orang yang dicurigai sebagai pelaku teror. Namun, polisi melepaskan orang-orang itu karena tidak memiliki bukti kuat atas dugaan keterlibatan mereka.