Polisi Buru Jaringan Penyerang Pos Mapolda Sumut

CNN Indonesia
Kamis, 29 Jun 2017 15:17 WIB
Syawaludin Pakpahan alias SP, tersangka penyerangan pos jaga Mapolda Sumatera Utara pernah ikut bertempur di Suriah. Diduga dia merupakan sel ISIS di Tanah Air.
Polisi Memburu Jaringan Diduga Sel ISIS yang Menyerang Pos Mapolda Sumatera Utara (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi memburu jaringan penyerang Pos Markas Polda Sumatera Utara, terutama yang berhubungan dengan tersangka Syawaludin Pakpahan alias SP (43). Syawaludin diketahui pernah berada di Suriah selama enam bulan pada tahun 2013, dan diduga dia merupakan sel ISIS di Indonesia.

"SP itu sudah terpantau oleh kami, dia pernah bertempur di Suriah beberapa tahun lalu. Nah ini menjadi poin penting yang akan kami ungkap untuk mengetahui jaringan-jaringan," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/6).
Peristiwa penyerangan pos jaga Mapolda Sumut, Medan, terjadi, Minggu (25/6) dini hari. Dua orang pelaku, Syawaluddin dan Ardial Ramadhana (34), menerobos masuk ke Pos Penjagaan dan menikam Aiptu Martua Sigalingging yang sedang bertugas di pos jaga.

Petugas Brimob yang berada di lokasi kejadian kemudian menembak kedua pelaku. Ardial tewas di lokasi kejadian, sedangkan Syawaludin terluka di bagian
kaki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi kemudian menangkap dua orang lainnya, yakni Boboy (17) dan Firmansyah Putra Yudi (32). Kini, Syawaludin, Firmansyah dan Boboy yang telah ditetapkan sebagai tersangka dibawa ke Jakarta.

Kata Setyo, Boboy dan Firmansyah ditempatkan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Sementara, Syawaludin dirawat di RS Polri Kramatjati.

"Dibawa ke Jakarta untuk dilakukan pendalaman dan pasti tim Densus 88 semua yang terkait dengan kasus itu akan dikembangkan," katanya.
Analis Kebijakan Madya Divisi Humas Polri Komisaris Besar Sulistyo Pudjo sebelumnya menyatakan, Syawaludin diduga telah direkrut jaringan Bahrun Naim dan ISIS pimpinan Abu Bakar Al Baghdadi.

Namun, polisi masih mendalami keterlibatan Syawaludin dalam faksi yang berada di tubuh ISIS tersebut.

"Kalau kita melihat bahwa telah melakukan perjalanan ke luar negeri Suriah berarti yang bersangkutan memiliki basis ideologi yang cukup kuat," kata Pudjo.

Pudjo menyatakan, Syawaludin bersama dengan rekannya diduga merupakan suatu sel kecil terputus dengan kelompok-kelompok lain di Indonesia.

"Jadi memang ISIS seperti itu, ada yang sel terhubung langsung tapi ada sel yang terputus. karena sistem perekrutannya adalah melewati internet, jadi tiap kelompok itu bisa saling kenal atau tidak saling kenal seperti itu," kata dia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER