Klaim Polri soal Deradikalisasi Al Qaidah Dinilai Keliru

CNN Indonesia
Selasa, 22 Agu 2017 22:30 WIB
Jaringan Al Qaidah di Indonesia masih ada hingga kini meskipun terkesan tidak tampak di permukaan atau tidak melakukan aksi teror. Mereka menahan diri.
Ilustrasi. Jaringan Al Qaeda di Indonesia masih ada hingga kini meskipun terkesan tidak tampak di permukaan atau tidak melakukan aksi teror. Mereka menahan diri. (REUTERS/Joe Penney)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat terorisme Universitas Malikussaleh Aceh, Al Chaidar menilai klaim Polri yang menyatakan berhasil meredam jaringan Al Qaidah merupakan suatu kekeliruan.

Dia mengatakan, sejak Ayman Al Zawahiri menggantikan Osama bin Laden sebagai pimpinan tertinggi, Al Qaidah memang tidak memberi perintah kepada anggota dan simpatisannya di Indonesia.

Al Chaidar mengutarakan hal tersebut usai diskusi bertajuk "Melawan Ekstremisme dan Terorisme dalam Negara Hukum dan Demokrasi" di kantor Imparsial, Tebet, Jakarta, Selasa (22/8).

"Jadi klaim pemerintah bahwa ada tingkat keberhasilan deradikalisasi (Al Qaidah) di Indonesia sebenarnya itu bukan keberhasilan," kata Al Chaidar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Al Chaidar membenarkan, anggota dan simpatisan Al Qaidah melakukan aksi teror terakhir kali saat Bom Bali. Setelah itu, menurutnya, tidak ada lagi aksi teror yang dilakukan mereka.

Meski begitu, Al Chaidar tidak setuju jika anggota dan simpatisan Al Qaidah disebut sudah tidak ada lagi di Indonesia.

Dia mengatakan jaringan Al Qaidah di Indonesia masih ada hingga kini meskipun sejak lama terkesan tidak tampak di permukaan atau tidak melakukan aksi teror.

"Mereka menunggu, karena memang Al Qaidah menahan diri untuk tidak memberikan amar (perintah) apapun kepada pengikut mereka yang ada di Indonesia," ujar Al Chaidar.

Al Chaidar mengatakan, aksi teror yang selama ini terjadi, seperti Bom Thamrin, Bom Kampung Melayu, serta penusukan anggota polisi di Masjid Faletehan dekat Mabes Polri, bukan digerakkan oleh komplotan Al Qaidah.

Menurutnya, aksi-aksi teror tersebut merupakan simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang ada di Indonesia, bukan dilakukan oleh pengikut Al Qaidah.

"Kelompok ISIS berbeda jaringan dengan Al Qaidah," kata Al Chaidar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER