Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah surat pernikahan antara putra Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan dengan putri Kepala BNN Komjen Budi Waseso pada September mendatang, beredar di kalangan publik.
Pernikahan itu diyakini akan semakin mempererat hubungan Budi dan Buwas yang sejak lama terbangun di Korps Bayangkhara. Namun, pengamat Kepolisian dari Institute Security and Strategic Studies Bambang Rukminto menyatakan, pernikahan ini bersifat pribadi, tidak ada kepentingan politik di balik agenda sakral tersebut.
"Saya kira tidak ada (kepentingan). Itu soal pribadi," ujar Bambang kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (28/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengatakan, pihak yang menilai ada kepentingan politik atau jabatan di balik pernikahan itu ibarat seorang anak kecil yang asal bicara.
Menurut Bambang, kedua petinggi kepolisian itu termasuk sosok profesional. Keduanya dianggap telah membuktikan hal tersebut saat bertugas di tempatnya saat ini.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan, tudingan BG bisa mempengaruhi jabatan Buwas di Kepolisian juga mustahil. Ia berkata, dengan keberadaan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan jabatan BG di BIN, mustahil pernikahan ini berpengaruh pada struktur Kepolisian.
"Kalau sekarang pengaruh nyaris tidak ada. Sekarang komposisinya Pak BG di luar struktur Kepolisian. Jadi nyaris tidak ada," ujarnya.
Sementara itu, Bambang menilai Buwas adalah sosok yang unik. Ia dianggap mampu bertindak independen meski banyak isu negatif menerpanya, salah satunya kala Buwas diklaim membela BG yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
"Isu waktu 2015 santer sekali tentang kedekatan Pak BG dan Pak Buwas relatif disorot. Tapi pasca ditarik ke BNN ia semakin bisa mandiri," ujar Bambang.
Menurut Bambang, Buwas juga hanya memiliki sedikit peluang untuk masuk kembali sebagai pejabat Kepolisian, yaitu menggantikan posisi Irawasum Polri Komjen Dwi Priyatno yang akan pensiun akhir tahun ini.
b
Namun, Bambang menyarankan Tito untuk mengisi pos Irwasum dengan sosok lain ketimbang Buwas. Menurutnya, keberadaan Buwas lebih tepat di BNN.
"Pak Buwas peluangnya kecil kembali ke Kepolisian. Baiknya beliau di BNN," ujarnya.
Budi Waseso dan Budi Gunawan mendapat sorotan saat terjadi ketegangan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan rekening gendut.
Dalam kasus itu, Budi Gunawan yang menjadi calon Kapolri ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, pada Januari 2015.
Di sisi lain, Budi Waseso yang saat itu menjabat Kabareskrim terus diterpa kabar tak sedap. Ia disebut orang dekat Budi Gunawan. Dia pun berkali-kali meminta agar soal asmara atau hubungan pribadi sang putri tak dibawa-bawa.
“Jangan dipelesetkan ke sana (asmara). Kasihan mereka tidak tahu apa-apa. Jangan dilibatkan dan dilebarkan ke mana-mana,” kata Kabareskrim di Mabes Polri, Jakarta, 31 Januari 2015 silam.
(has)