Asmara Beda Daerah Berujung Pemukulan di IPDN

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Selasa, 29 Agu 2017 13:59 WIB
Insiden pemukulan yang terjadi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri pekan lalu rupanya dilatari oleh kisah asmara dua calon praja dari daerah berbeda.
Praja muda merayakan pelantikan di IPDN beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Insiden pemukulan yang terjadi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri pekan lalu rupanya dilatari oleh kisah asmara dua calon praja dari daerah berbeda.

Berdasarkan sumber CNNIndonesia.com di lingkungan Kementerian Dalam Negeri,calon praja yang menjadi korban pemukulan berasal dari Riau, sementara sang perempuan adalah anak didik dari Kalimantan Barat.

Masalah muncul ketika ada rekan dari calon praja perempuan yang mengetahui temannya dipacari oleh anak didik dari Riau. Tak terima temannya dipacari, sang pemukul bersama teman-temannya pun menghampiri korban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Intimidasi terhadap korban dilakukan pada malam hari. Saat dihampiri, korban diinterogasi oleh 10 anak didik yang terlibat pertikaian. Ia ditegur dengan nada keras karena berani menjalin cinta dengan praja perempuan beda daerah.
Larangan tersebut bisa dikatakan aneh, karena menurut sumber tak ada aturan yang membatasi calon praja berpacaran beda daerah di Kampus IPDN.

"Setelah ditanya-tanya, anak itu dilempar selimut. Dia kemudian mengelak, membuka selimut itu, kemudian langsung dipukul praja yang menghampirinya," kata sumber, Selasa (29/8).

Setelah dipukuli, korban menghubungi pengasuhnya dan meminta perlindungan. Sang pengasuh pun langsung mengusut kejadian tersebut.

Korban disebut menderita luka memar di bibirnya. Dia diperiksa dokter dan hasil visum menyatakan bahwa lukanya tergolong ringan.
Karena disebut luka ringan, pelaku pemukulan tidak mendapat sanksi pemecatan dari pengurus kampus IPDN. Pemberhentian justru dilakukan pengelola kampus terhadap seorang pengasuh anak didik.

"Pemukul lima orang diturunkan pangkat dan tingkat, dan lima orang diskorsing enam bulan, dan satu pengasuh diberhentikan. Pemukulannya ringan. Saat ini aktivitas (belajar mengajar) seperti biasa," kata Rektor IPDN Ermaya.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo telah meminta sanksi diberikan terhadap 10 praja yang melakukan pemukulan. Menurutnya, tindakan pemukulan sudah tidak sesuai konteks zaman.

"Harus ditindak dengan tegas 10 praja IPDN. Kalau tidak, ada pembiaran, ada kelonggaran, ini mengganggu peran-peran IPDN ke depan. Yang harus dijaga kehormatan harga diri sebagai lembaga revolusi mental khususnya pegawai negeri sipil," tutur Tjahjo, kemarin (28/8). (gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER