Praja IPDN Akan Dididik ala Militer

CNN Indonesia
Senin, 02 Okt 2017 16:31 WIB
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo telah berbicara dengan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo mengenai rencana pembinaan Praja IPDN.
Mendagri Tjahjo Kumolo telah bertemu dengan Panglima TNI membahas rencana menerapkan pendidikan militer untuk praja IPDN. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) rencananya akan dididik dengan model militer.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo telah berbicara dengan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo mengenai rencana menerapkan pendidikan militer untuk pembinaan Praja IPDN.

Tjahjo mengatakan, rencana mengadopsi pendidikan ala militer untuk praja IPDN masih dalam konsep. Tapi, dia menilai konsep itu harus segera diimplementasikan untuk kepentingan keamanan negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena praja IPDN itu harus wamil (wajib militer), harus bisa angkat senjata kalau negara suatu saat membutuhkan untuk membela kedaulatan bersama TNI dan Polri," kata Tjahjo di kawasan Kalibata, Jakarta, Senin (2/10).

Saat ini pendidikan praja IPDN dilakukan mandiri lembaga itu, namun dalam memberikan pendidikan dasar IPDN telah bekerjasama dengan Polri.
Pendidikan dasar praja IPDN dilakukan di Akademi Kepolisian, Semarang.

Konsep pendidikan praja IPDN dengan konsep militer, diungkap Tjahjo saat ia menjelaskan sebab kematian seorang anak didik di Akpol Semarang, Minggu (1/10).


Praja yang meninggal bernama Dea Rahma Amanda (17).

Ia meninggal usai melakukan kegiatan apel dan lari pagi di Lapangan Resimen Akpol Semarang. Dea merupakan calon praja IPDN dari Provinsi Lampung.

Menurut keterangan Rektor IPDN Ermaya, Dea meninggal karena mengalami penyumbatan pernapasan.

Penyakit itu diklaim tak ditemukan saat tes kesehatan kepada calon praja dilakukan.

"Tim dokter bilang saat jalan itu terjadi penyumbatan pernapasan, dalam riwayat kesehatan ini normal," kata Ermaya saat dihubungi wartawan.

Ermaya akan melakukan evaluasi terhadap tim kesehatan IPDN. Ia memastikan, meninggalnya Dea tidak terjadi akibat adanya tindak kekerasan atau paksaan selama mengikuti pendidikan dasar di Akpol Semarang.

"Kasus ini kelihatannya di luar pemaksaan. Memang ada riwayat dia pernah cerita ke temannya sebelum masuk IPDN katanya sakit asma tapi sekarang sudah hilang," ujarnya.

Sempat Kekenyangan

Sebelum meninggal, Dea disebut tidak menunjukkan gejala sakit apapun. Ia disebut tetap tidur nyenyak di malam sebelum kejadian.

Saat sarapan jelang lari pagi Dea bahkan disebut kekenyangan karena terlalu banyak makan.

"Saat sarapan temannya dengar dia berkata 'Perut saya kekenyangan nih' begitu," kata Ermaya.

Diksar praja IPDN di Akpol Semarang akan ditutup pada 6 Oktober mendatang. Setelah itu, para praja akan dilantik dan mengikuti kegiatan di Kampus IPDN Jatinangor.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER