Jakarta, CNN Indonesia -- Jenazah dua orang terduga teroris asal Bima, Nusa Tenggara Barat, yang tewas dalam baku tembak dengan Tim Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, Selasa (31/10) pukul 06.15 WITA.
Kedua jenazah saat ini telah berada di ruang autopsi RS Bhayangkara Mataram itu. Pengawalan ketat diberikan oleh Tim Satuan Brigade Mobil Polda NTB.
"Kita sudah hubungi pihak keluarganya dan sekarang masih dalam perjalanan ke sini," kata Wakapolda NTB Kombes Tajuddin, usai melihat kedua jenazah itu di RS Bhayangkara Mataram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dengan identitas keduanya, Tajuddin belum mengungkapkan secara detail.
Namun, dia memastikan identitas keduanya sudah dikantongi oleh tim Densus 88/Antiteror Polri. Termasuk, identitas terduga teroris lain yang diketahui kabur dari peristiwa baku tembak, kemarin.
"Untuk identitasnya sudah ada, termasuk kelompoknya. Sekarang anggota masih di lapangan melakukan pengejaran," ujarnya.
Peristiwa baku tembak antara aparat dengan kelompok teroris itu terjadi di Gunung Ritu Asa Kota, Desa Mawu Rite, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, pada Senin (30/10), pukul 09.50 WITA.
Akibat kontak tembak tersebut, dua anggota dari kelompok teroris asal Bima tewas.
Menurut informasi yang dihimpun di lapangan, identitas dua terduga teroris yang tewas dalam kontak tembak itu adalah Muhammad Amirullah alias One Dance (37) dan Rahmad Fadhlidzil Jalal alias Yaman (27).
Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, Amir merupakan buronan yang diduga terkait dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Yaman diduga anggota kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) pimpinan Munandar.
Usia baku tembak itu, Densus 88/Antiteror Polri menyita satu pucuk senjata, 20 butir peluru berkaliber 5,56 milimeter, tas ransel, dan botol minuman, dari kedua terduga teroris. Namun, Kepolisian belum mengetahui jenis senjata tersebut karena masih perlu proses identifikasi lebih lanjut.