Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrat membuka peluang bakal mendukung Joko Widodo atau Jokowi pada pemilihan presiden 2019. Kemungkinan itu disampaikan Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Ibas saat ditanya wartawan mengenai kans dukungan Partai Demokrat kepada Jokowi di 2019, tidak menjawab secara tegas. Dia hanya menyiratkan bahwa semua masih memungkinkan.
"Sekarang jam berapa ini? Tidak ada yang tak mungkin, semuanya
posibble, sangat mungkin, 2019 semua mungkin terjadi," kata Ibas di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (31/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibas kemudian mengutip pernyataan ayahnya sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"Saya mengutip sekali lagi kata-kata Pak SBY: 'banyak skenario di 2019'. Kita tunggu saja," ujarnya.
Wacana koalisi Demokrat dan Jokowi mencuat setelah digelarnya sejumlah pertemuan antara Jokowi dengan SBY dan Agus Harimurti Yudhoyono. Terbaru adalah pertemuan Jokowi dan SBY di Istana Merdeka pada pekan lalu.
Ibas sendiri mengklaim tidak mengetahui perihal kabar pencalonan Agus untuk masuk jajaran kabinet pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. "Aduh tidak tahu saya," katanya.
Di sisi lain, Ibas tak menampik partainya saat ini tengah mendukung kebijakan pemerintah, terutama yang terbaru adalah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Perppu Ormas).
Perppu Ormas yang telah disahkan menjadi UU Ormas diterima Partai Demokrat dalam rapat paripurna pengesahan dengan catatan keharusan melakukan revisi.
Menurut Ibas, dukungan itu menandakan sikap partainya yang masih berada di tengah-tengah, atau tidak berada di dalam koalisi maupun oposisi pemerintahan.
"Sekali lagi Demokrat seperti posisi Pak Sekjen ini masih berada di tengah, akan terus berupaya mendukung sepenuh hati, tulus kepada pemerintah jika program-program atau kebijakan yang berkaitan dengan masyarakat itu baik, kami akan dorong bila perlu dioptimalkan," katanya.
Sebaliknya, jika kebijakan pemerintah tidak promasyarakat, Ibas mengatakan, partainya tidak akan segan untuk mengkritik dengan solusi, layaknya sikap mendukung pengesahan UU Ormas dengan catatan keharusan revisi.
Dengan sikap ini, Ibas menolak jika Partai Demokrat semakin mesra dengan pemerintah. Kemesraan itu disebut tidak hanya untuk satu pihak.
"Tapi yang jelas bukan teman tapi mesra ya. Kemesraan harus dijaga bagi siapa pun. Tidak hanya tokoh-tokoh politiknya saja," katanya.
Ibas pun menyanjung pertemuan antara SBY dan Jokowi akhir pekan lalu di Istana Merdeka, sebagai bentuk komunikasi yang positif.
"Lihat saja kemarin santai, tapi kita tak tahu apa yang dibicarakan. Pasti banyak yang substantif, positif. Termasuk pada teman-teman ketua parpol lainnya, terbuka saja," ujarnya.