Peneliti: Bima 'Hotspot' Simpatisan Teoris

CNN Indonesia
Sabtu, 04 Nov 2017 11:53 WIB
Pengamat menyebut berbagai kelompok teroris pernah terbentuk di Bima, mulai Jemaah Islamiyah (JI) hingga JAT.
Bima menjadi 'hotspot' bagi simpatisan teroris yang tumbuh subur di sana. (Ilustrasi/Thinkstock/zabelin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap 11 terduga teroris yang diduga terkait kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) pimpinan Munandar di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) selama tiga hari berturut-turut pada pekan ini.

Penangkapan dimulai setelah Densus 88 baku tembak dengan JAT di Gunung Mawu Rite, Kabupaten Bima, Senin (30/10). Dua orang terduga teroris, Muhammad Amirullah alias One Dance (37) dan Rahmad Fadhlidzil Jalal alias Yaman (27), tewas dalam kontak senjata tersebut. Dua terduga teroris diketahui berhasil melarikan diri dari baku tembak tersebut.

Sehari berselang, Densus 88 melakukan pengembangan kasus dan berhasil menangkap lima orang terduga teroris di daerah Ambalawi, Kabupaten Bima. Kelima terduga teroris yang ditangkap yakni Muhammad Ikbal Tanjung (28), Abdul Hamid alias Dami (60), Jasman Ahmad (28), Yaser bin Thamrin (29), serta Arkam (30).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Terakhir, Densus 88 menangkap sebanyak empat terduga teroris yang berinsial RJ, AM, BA dan SR pada Rabu (1/11).

Polri mengonfirmasi, 11 terduga teroris ini diduga terkait insiden penembakan anggota Polri Brigadir Kepala Abdul Gafur dan Brigadir Kepala Zainal Abidin di Penatoi, Mpunda, Kota Bima, 11 September 2017 silam.

Densus 88 pun langsung membawa sembilan terduga teroris yang masih hidup ke Jakarta untuk menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut.


'Hotspot' Simpatisan Kelompok Teroris

Pengamat terorisme dari Institute for International Peace Building Taufik Andrie mengatakan Bima merupakan salah satu daerah yang ditumbuhi kelompok terorisme dengan subur. Menurutnya, berbagai kelompok pernah terbentuk di wilayah ini, mulai Jemaah Islamiyah (JI) hingga JAT.

Ia menambahkan, kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) bentukan narapidana kasus terorisme Aman Abdurrahman bahkan memiliki sejumlah simpatisan di Bima.

"Tidak [hanya JAT], kelompok lain ada. JAD mungkin ada simpatisannya. Kelompok lain tumbuh subur. Bima itu salah satu hotspot. Artinya, secara umum Bima dan sekitarnya [Kabupaten] Dompu dan lain banyak simpatisan," kata Taufik saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Jumat (3/11).


Dia pun menuturkan, kelompok-kelompok teroris di Bima juga telah menyatakan diri berbaiat pada kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Sudah mendeklarasikan berbaiat [ISIS]. Banyak berita resminya di 2014, deklarasi terbuka lewat tabligh akbar atau lainnya," ujar Taufik.

Taufik menjelaskan, JAT di Bima terbentuk sejak 2008. Namun, kelompok ini mulai pecah pada 2010, seiring dengan langkah Santoso alias Abu Wardah membentuk kelompok Mujahidin Indonesia Timur [MIT] di Poso, Sulawesi Tengah.

[Ke depan] masih mengkhawatirkan, karena sisa-sisa jaringan masih ada.Taufik Andrie, pengamat
Menurutnya, sejumlah anggota JAT memilih bergabung dengan MIT lantaran ingin melakukan aksi yang lebih konkret, seperti latihan dalam menggunakan senjata.

“[Anggota] lain dalam JAT lebih memilih melakukan aksi konkret yang itu hanya bisa difasilitasi oleh MIT. Awal pelatihan bersenjata di Poso oleh MIT pada 2010-2011, peserta paling banyak dari Bima, setelah itu dari Jawa," kata Taufik.

Ia pun menyatakan, pergerakan sejumlah teroris yang berasal dari Bima masih mengkhawatirkan. Mereka menargetkan serangan teror terhadap aparat kepolisian.

Salah satu kejadian penggerebekan teroris di Bima.Salah satu kejadian penggerebekan teroris di Bima. (ANTARA FOTO/Hero)
Menurutnya, puluhan nama teroris Bima yang pernah tercatat dan menjadi buronan pihak kepolisian, baik kelompok teror lama maupun baru, masih bergerak aktif hingga saat ini.

Pergerakan aktif teroris di Bima ini, katanya, tidak lepas dari komunikasi yang belum terputus antara narapidana kasus terorisme dengan rekan-rekannya.

“[Ke depan] masih mengkhawatirkan, karena sisa-sisa jaringan masih ada," ujar Taufik.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER