Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi mengungkapkan alasan Ryan Helmi, dokter yang menembak istrinya yang juga berprofesi dokter, Letty menyerahkan diri karena takut dikeroyok.
"Takut dikeroyok keluarganya [Letty]," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Hendy F Kurniawan, Senin (13/11).
Indikasi Helmi akan langsung menyerahkan diri sudah terlihat dari permintaan pelaku kepada tukang ojek yang mengantar untuk menunggu dirinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian menyampaikan ke gojek 'tunggu saya mau ke Polda'," ujar Hendy.
Hendy juga mengungkapkan dari hasil pemeriksaan dan prarekonstruksi yang telah dilakukan, terindikasi Helmi telah merencanakan aksi penembakan terhadap istrinya.
Hendy berpendapat dari mulai Helmi memesan senjata api sudah menjadi bukti pelaku telah merencanakan aksinya itu.
"Niatnya dari awal, sejak dia mau memesan senjata api. Jadi konstruksi kita untuk pembunuhan berencana, mulai dari dia memesan senjata api," tutur Hendy.
Apalagi, lanjut Hendy, Helmi telah mulai mencari senjata setelah ia dan istrinya bercerai pada Juli lalu.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengungkapkan sang tukang ojek yang mengantar Helmi tak mengetahui rencana pelaku melakukan penembakan.
"Sementara keterangan gojek dia belum tahu, dia hanya mengantar saja. Soalnya dia (Helmi) pesan online, kemudian dia disuruh mengantar [ke Azzahra Medical Centre] dan (Helmi) mengisi amunisi tidak tahu," tutur Argo.
Selain itu, Argo juga mengatakan tukang ojek itu lantas diminta Helmi untuk menunggu karena belum membayar biaya transportasinya.
"Suruh nunggu saja, kan mau saja, karena belum dibayar," kata Argo.
Disebutkan Argo biaya yang dibayarkan oleh Helmi kepada tukang gojek tersebut sebesar Rp58.000. Biaya tersebut merupakan biaya perjalanan Helmi dari Bekasi hingga ke klinik kemudian berlanjut ke Polda Metro Jaya.
(kid/kid)