Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa kali melontarkan sindiran tersirat untuk Ketua Umum Partai Golkar
Setya Novanto yang berstatus tersangka perkara dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).
Sindiran disampaikan kala JK memberi ceramah di Rapat Kerja Nasional Partai NasDem, Kemayoran, Kamis (16/11). Dalam pidatonya, JK mengatakan, perilaku anggota partai pasti berdampak pada raihan parpol dalam pemilu.
Menurutnya, parpol harus mampu menopang pemerintahan yang sedang berjalan. Bantuan parpol dapat diberikan jika partai bersikap demokratis dan mewakili konstituen setiap membuat kebijakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Demokratis itu hanya bisa ketika anggota dan masyarakatnya percaya pada partai, kepemimpinan, sehingga tak perlu dikejar sampai tengah malam," kata JK disambut tawa anggota NasDem.
Menurut JK, perilaku anggota DPR, Wali Kota, Bupati, atau Gubernur pasti akan berdampak pada parpol yang mengusung mereka.
Jika kepala daerah dan anggota parlemen bertingkah baik, tak ada dampak negatif bagi elektabilitas parpol. Namun, suara partai di pemilu bisa menurun jika banyak kepala daerah dari parpol yang terlibat perkara.
"Pasti
trust berkurang, dan kalau
trust berkurang maka terjadi juga suara berkurang, itulah dampak antara kepercayaan dan perilaku," katanya.
Saat ditemui usai memberi pidato, JK membantah jika isi ceramahnya ditujukan untuk
Setya Novanto. Namun, ia tak segan menanggapi pertanyaan seputar menghilangnya Ketua DPR.
JK berpesan agar sang Ketua DPR mau mematuhi hukum yang berlaku. Ia disebut harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Kalau dibutuhkan ya harus siap, kalau apa yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Jangan seperti ini, ini kan tindakan yang menjadi tanda tanya untuk semua masyarakat, bagaimana kewibawaan seorang pemimpin begitu," ujarnya.
Hingga kini keberadaan Setnov belum diketahui. Penyidik KPK telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya, setelah
Setya Novanto mangkir panggilan sebagai tersangka, Rabu (15/11).
[Gambas:Video CNN] (pmg/djm)