Jakarta, CNN Indonesia -- Rapat Pleno DPP
Partai Golkar yang dimulai sekitar pukul 13.30 WIB tadi harus diskors pada pukul 16.00. Rapat yang digelar di kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa (21/11) itu diskors selama 30 menit karena terjadi perdebatan alot.
Menurut Ketua DPP Golkar, Agus Gumiwang salah satu faktor alotnya rapat pleno adalah sejumlah kader yang masih menginginkan Setya Novanto menjadi ketua umum.
Para kader tersebut ingin opsi pergantian ketua umum dibicarakan setelah sidang praperadilan yang diajukan Setnov diputus oleh hakim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang memang pertahankan Novanto dan ada juga yang minta sudah waktunya Partai Golkar melakukan tindakan," katanya.
Ketika ditanya berapa orang yang menginginkan Setnov tetap menjadi ketua umum, Agus memberi jawaban yang tak terduga.
"Banyak," ujar Agus.
Hal lain yang juga menjadi bahan perdebatan sehingga rapat harus diskors adalah perlu atau tidaknya posisi pelaksana tugas (Plt) ketua umum Golkar, serta musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mengenai pergantian ketua DPR, Agus mengatakan rapat pleno belum sampai membahas hal tersebut.
[Gambas:Video CNN]Meski perdebatan alot terjadi, Agus tetap mengapresiasi kader Golkar yang hadir dalam rapat pleno. Menurut Agus, kader Golkar telah menunjukkan kapasitasnya sebagai politisi yang mengedepankan kebebasan berpendapat.
Kata Agus, debat adalah media untuk bertukar pikiran dan perbedaan pandangan merupakan hal biasa.
Nurdin Halid, selaku pemimpin rapat mengatakan ada tiga agenda yang dibahas dalam rapat pleno, antara lain, membahas kelanjutan
Setnov sebagai posisi ketua umum Golkar, agenda kedua soal nasib Setnov sebagai ketua DPR, dan terakhir terkait konsolidasi organisasi.
Sejauh ini, Nurdin mengatakan dinamika rapat pleno masih cenderung dinamis. Banyak yang mengusulkan pendapat.
"Proses sangat demokratis. Saya memberikan seluas luasnya kepada seluru pengurus yang ingin berikan masukan," kata Nurdin.
Dijaga Lima SSK PolisiRapat pleno Golkar di kantor DPP Golkar Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, mendapat pengamanan sekitar lima satuan setingkat kompi atau sekitar 500 personel kepolisian.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis mengatakan pengamanan tersebut atas permintaan dari Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham.
"Kami tidak tahu apa urusan di dalam yang jelas kami menyiapkan dari sisi pengamanannya," ujarnya di Mapolda Metro Jaya.
Lima SSK pasukan tersebut, Idham menyebutkan, telah bersiap sejak Selasa pagi di bawah pimpinan Kepala Biro Ops Polda Metro Jaya Kombes Verdianto dan Kapolres Jakarta Barat Kombes Roycke Harrie Langie.
Idham menilai, pengerahan pasukan sekitar lima ratus personel itu tidak berlebihan. Sebanyak dua SSK disiapkan dari Brimob dan tiga SSK dari pasukan Sabhara
Polda Metro Jaya.
"Kami tidak boleh
underestimate jadi kami menyiapkan biasa dua SSK dari Brimob, dan tiga SSK dari Sabhara. Itu sudah biasa kami lakukan," tuturnya.
(wis/djm)