Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan pihaknya tak akan bernegosiasi dalam membahas revisi Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dengan Badan Anggaran DPRD DKI.
Sikap tanpa negosiasi ini berlaku untuk tiga pos anggaran yakni pendidikan, kesehatan, dan pembangunan fasilitas.
Menurut Sandi ketiga pos itu memiliki anggaran paling besar dibandingkan pos-pos lain, namun dia tidak merinci berapa total anggaran untuk tiga pos tersebut dalam RAPBD DKI 2018.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Yang besar itu tentunya adalah pendidikan, kedua paling besar adalah kesehatan, ketiga paling besar itu pembangunan fasilitas dan menurut saya itu non negotiable. Itu untuk rakyat,” kata Sandiaga di kawasan Balai Kota Jakarta, Selasa (28/11).
Meski menolak bernegosiasi untuk tiga pos anggaran itu, Sandi tetap membuka ruang untuk revisi pos anggaran lain yang dirasa aneh, termasuk anggaran perbaikan air mancur di Balai Kota sebesar Rp620 juta.
Dia pun mengapresiasi sikap Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi yang langsung meminta anggaran perbaikan air mancur itu dihapus dari RAPBD 2018.
“Kami apresiasi sekali Pak Pras, yang bilang coret, ini kami apreasiasi sekali,” kata Sandi.
Lebih lanjut, Sandi juga meminta agar masyarakat khususnya warga DKI Jakarta untuk bersama-sama mengawasi penggunaan dana RAPBD itu.
Kata Sandi, jangan sampai masyarakat berhenti mengawasi saat RAPBD telah diketok dan disetujui.
“Ayo masyarakat bersama-sama mengawasi. Ini APBD untuk rakyat yang termarjinalkan, kita sisir pastikan semuanya tepat sasaran,” kata dia.
RAPBD DKI Jakarta tahun 2018 menjadi sorotan setelah terjadi peningkatan cukup signifikan dibandingkan anggaran tahun sebelumnya.
Tahun ini, RAPDB DKI Jakarta sebesar Rp77,1 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp74 triliun.
Dalam RAPBD tahun ini terdapat sejumlah pos yang mengalami kenaikan signifikan, misalnya pos dana hibah untuk PGRI dan perbaikan air mancur Balai Kota.
(wis/djm)