Wasekjen Golkar Minta Setnov Inisiatif Mundur Sebagai Ketum

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Selasa, 28 Nov 2017 16:03 WIB
Ace melihat, sikap legowo Setnov mundur sebagai Ketum akan memberi ruang untuk berkonsentrasi menyelesaikan kasus dugaan korupsi di KPK.
Wakil Sekjen DPP Golkar TB Ace Hasan Syadzily melihat, sikap legowo Setnov mundur sebagai Ketum akan memberi ruang untuk berkonsentrasi menyelesaikan kasus dugaan korupsi di KPK. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Sekjen DPP Golkar TB Ace Hasan Syadzily berharap, Setya Novanto secara pribadi mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Golkar.

Menurutnya, sikap logowo Setnov itu merupakan gambaran sosok seorang tokoh politik yang memiliki jiwa kenegarawanan.

"Menurut Saya lebih elegan dengan sikap kenegarawanannya untuk mundur sebagai Ketum," ujar Ace di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (28/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ace mengatakan, mundurnya Setnov juga akan menjadi solusi dari derasnya desakan di internal partai yang memintanya lengser sebagai Ketum.

Lebih lanjut, Ace melihat, sikap legowo Setnov mundur sebagai Ketum akan memberi ruang untuk berkonsentrasi menyelesaikan kasus dugaan korupsi di KPK.

"Sebaiknya (Setnov mundur sebagai Ketum) di tengah desakan dari internal yang begitu sangat kuat dan di tengah beliau sedang menghadapi masalah hukum," ujarnya.

Terpisah, anggota Dewan Kehormatan DPP Golkar Ginandjar Kartasamita mengharapkan, Airlangga Hartarto sebagai pengganti Setnov. Ia menilai, Airlangga sebagai sosok reformis, berpengalaman, dan tidak pernah terlibat korupsi.

"Untuk memimpin gerakan pembaharuan total itu harus dipilih sebagai Ketum Golkar tokoh yang tepat dan dapat diterima masyarakat Golkar, yaitu Airlangga Hartarto," ujar Ginandjar dalam pesan tertulis.

Untuk merealisasikan harapannya itu, Ginandjar mendesak, DPP Golkar segera menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Dalam forum itu juga, ia meminta, Airlangga menjadi calon tunggal untuk mencegah money politic.

"Untuk menghindari ganasnya pembelian suara dalam Munaslub, tanpa mengurangi hak demokrasi, sebaiknya hanya satu calon saja yang didorong," ujarnya. (djm/djm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER