
Jumlah Pengungsi Siklon Cempaka di Bantul Hampir 8 Ribu
Jumat, 01 Des 2017 20:21 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat jumlah pengungsi akibat badai siklon tropis Cempaka yang melanda wilayah tersebut hampir mendekati angka 8 ribu jiwa. Jumlah tepatnya yakni 7.929 jiwa.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto mengatakan, jumlah pengungsi tersebut yang terdata mulai 28 November dan tersebar di delapan kecamatan se-Bantul yang setiap kecamatan mayoritas lebih dari beberapa titik pengungsian.
"Namun mulai 29 November pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing, jadi untuk pengungsian hanya satu dua hari sudah selesai, selebihnya masyarakat kembali ke rumah masing-masing untuk siapkan segala sesuatunya," kata Dwi di Bantul, Jumat (1/12) seperti dikutip dari Antara.
Saat ini, katanya, masih ada warga terdampak bencana terutama yang rumahnya roboh karena tertimpa longsor atau rusak karena banjir masih berada di pengungsian atau tempat yang aman.
Selain itu, sambungnya, bagi para pengungsi yang sudah kembali ke rumah masih membutuhkan bantuan.
"Dan walaupun pengungsi sudah mulai kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan pembersihan, namun masih membutuhkan logistik berupa makanan dan minuman, obat-obatan, penerangan untuk malam hari dan pakaian," kata Dwi.
Ia menjelaskan, berkaitan dengan penanganan pascabencana, Pemkab Bantul telah mengaktifkan status Tanggap Darurat Bencana terhitung sejak 29 November hingga dua minggu ke depan.
Sementara itu, pada siang tadi Polres Bantul menutup Jembatan Barongan di wilayah Kecamatan Jetis bagi roda empat. Penutupan itu dilakukan karena jembatan rusak akibat banjir luapan sungai.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Bantul AKP Imam Bukhori di Bantul mengatakan kerusakan jembatan itu adalah ambrolnya aspal di ujung jembatan sisi timur.
Aliran sungai di bawah jembatan Barongan itu meluap setelah daerah ini diguyur hujan deras akibat badai tropis Cempaka pada Selasa (28/11).
"Jalur itu merupakan akses utama yang menghubungkan antara Jalan Imogiri Barat dengan Jalan Imogiri Timur. Kami sudah pasang rambu-rambu dan pengalihan arus di persimpangan yang menuju ke jembatan itu," kata Imam di Bantul.
Ia menjelaskan, penutupan jembatan Barongan untuk roda empat dilakukan sampai konstruksi jembatan itu selesai diperbaiki pemda setempat, dan selama belum dilakukan perbaikan polisi melarang roda empat melintas.
[Gambas:Video CNN]
Gelombang Laut Tinggi
Terkait siklon tropis yang melanda Indonesia, BPBD DIY pun mengimbau masyarakat pesisir atau nelayan mewaspadai gelombang tinggi yang melanda perairan pantai selatan Jawa.
"Untuk wilayah selatan Jawa, khususnya Bantul itu ketinggian gelombang saat ini bisa sampai enam meter, sehingga kami imbau nelayan tetap mewaspadai gelombang tinggi," kata Dwi.
Menurut dia, gelombang tinggi yang melanda perairan pantai selatan Jawa saat ini karena kemunculan siklon tropis Dahlia setelah siklon Cempaka bergeser. Siklon Dahlia diperkirakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bisa menimbulkan gelombang tinggi dari 1 sampai 3 Desember.
"Sehingga memang diinstruksikan oleh BMKG untuk sementara nelayan tidak melaut terlebih dulu per 1 Desember sampai 3 Desember itu ada badai Dahlia, ketinggian gelombang kurang lebih antara tiga sampai enam meter," katanya.
Sementara itu, ditanya apakah perlu menutup wisata pantai selama potensi gelombang tinggi, Dwi mengatakan, tidak perlu dilakukan karena sudah ada pengawasan dari Tim SAR pantai untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan laut.
"Kalau wisata pantai saya kira tidak perlu ditutup, cuma teman kami di pantai khususnya SAR agar lebih ketat mengawasi wisatawan agar jangan mendekat ke pantai, karena gelombang tinggi sewaktu-waktu bisa terjadi dan membahayakan wisatawan," katanya seraya mengimbau para wisatawan berhati-hati dan tak berenang terlalu ke jauh dari bibir pantai.
(kid/djm)
Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto mengatakan, jumlah pengungsi tersebut yang terdata mulai 28 November dan tersebar di delapan kecamatan se-Bantul yang setiap kecamatan mayoritas lebih dari beberapa titik pengungsian.
"Namun mulai 29 November pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing, jadi untuk pengungsian hanya satu dua hari sudah selesai, selebihnya masyarakat kembali ke rumah masing-masing untuk siapkan segala sesuatunya," kata Dwi di Bantul, Jumat (1/12) seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, sambungnya, bagi para pengungsi yang sudah kembali ke rumah masih membutuhkan bantuan.
"Dan walaupun pengungsi sudah mulai kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan pembersihan, namun masih membutuhkan logistik berupa makanan dan minuman, obat-obatan, penerangan untuk malam hari dan pakaian," kata Dwi.
Ia menjelaskan, berkaitan dengan penanganan pascabencana, Pemkab Bantul telah mengaktifkan status Tanggap Darurat Bencana terhitung sejak 29 November hingga dua minggu ke depan.
Sementara itu, pada siang tadi Polres Bantul menutup Jembatan Barongan di wilayah Kecamatan Jetis bagi roda empat. Penutupan itu dilakukan karena jembatan rusak akibat banjir luapan sungai.
![]() |
Aliran sungai di bawah jembatan Barongan itu meluap setelah daerah ini diguyur hujan deras akibat badai tropis Cempaka pada Selasa (28/11).
"Jalur itu merupakan akses utama yang menghubungkan antara Jalan Imogiri Barat dengan Jalan Imogiri Timur. Kami sudah pasang rambu-rambu dan pengalihan arus di persimpangan yang menuju ke jembatan itu," kata Imam di Bantul.
Ia menjelaskan, penutupan jembatan Barongan untuk roda empat dilakukan sampai konstruksi jembatan itu selesai diperbaiki pemda setempat, dan selama belum dilakukan perbaikan polisi melarang roda empat melintas.
[Gambas:Video CNN]
Gelombang Laut Tinggi
Terkait siklon tropis yang melanda Indonesia, BPBD DIY pun mengimbau masyarakat pesisir atau nelayan mewaspadai gelombang tinggi yang melanda perairan pantai selatan Jawa.
"Untuk wilayah selatan Jawa, khususnya Bantul itu ketinggian gelombang saat ini bisa sampai enam meter, sehingga kami imbau nelayan tetap mewaspadai gelombang tinggi," kata Dwi.
Menurut dia, gelombang tinggi yang melanda perairan pantai selatan Jawa saat ini karena kemunculan siklon tropis Dahlia setelah siklon Cempaka bergeser. Siklon Dahlia diperkirakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bisa menimbulkan gelombang tinggi dari 1 sampai 3 Desember.
Sementara itu, ditanya apakah perlu menutup wisata pantai selama potensi gelombang tinggi, Dwi mengatakan, tidak perlu dilakukan karena sudah ada pengawasan dari Tim SAR pantai untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan laut.
"Kalau wisata pantai saya kira tidak perlu ditutup, cuma teman kami di pantai khususnya SAR agar lebih ketat mengawasi wisatawan agar jangan mendekat ke pantai, karena gelombang tinggi sewaktu-waktu bisa terjadi dan membahayakan wisatawan," katanya seraya mengimbau para wisatawan berhati-hati dan tak berenang terlalu ke jauh dari bibir pantai.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Lihat Semua
BERITA UTAMA
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK