Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) ingin memperpanjang rute light rail transit (LRT) yang semula melayani rute Velodrome-Dukuh Atas, menjadi Velodrome-Tanah Abang.
Untuk di kawasan Tanah Abang disebutkan Blok G, akan dialihfungsikan menjadi stasiun LRT. Pasar ini memang tak seramai pasar lainnya di kawasan Tanah Abang. Hal tersebutlah yang menurut Direktur Utama PT Jakpro Satya Heragandhi, menjadi alasan Blok G akan dijadikan stasiun LRT.
"
Bayangin kalau Blok G enggak laku dan di situ dijadikan Stasiun LRT? Idenya begitu, mikirnya begitu," kata Satya di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (9/12) malam lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait rencana tersebut,
CNNIndonesia.com mengunjungi Blok G Tanah Abang pada Senin (11/12). Aktivitas di pasar ini berjalan sebagaimana biasanya.
CNNIndonesia.com pun mampir ke beberapa kios di pasar tersebut. Kios pertama adalah kios penjual sandal dan sepatu milik Ibrahim.
Ia mengaku belum tahu ada kabar terkait rencana alih fungsi Blok G Tanah Abang menjadi stasiun LRT. Tapi ia tak heran akan munculnya ide itu karena memang pasar ini sudah semakin sepi.
"Di sini dagang sepi, enggak ada pembelinya. Kita cuma
habisin stok yang ada saja," tutur Ibrahim kepada
CNNIndonesia.com.Ibrahim mulai berjualan di Blok G Tanah Abang sejak 2013. Semula ia berjualan di pinggiran jalan Tanah Abang. Namun ia direlokasi saat Pemprov DKI era Jokowi jadi gubernur.
CNNIndonesia.com bergeser ke kios lain, kios penjual celana panjang milik Solikhin. Ia juga mengatakan belum tahu soal rencana alih fungsi Blok G tersebut.
"Baru tahu. Pedagang di sini semua belum ada yang tahu info itu," ucap Solikhin.
Mereka juga mengeluhkan para pedagang kaki lima yang dibebaskan kembali di sekitar Tanah Abang. Padahal Ibrahim dan Solikhin sudah menuruti aturan, meski pendapatan mereka menurun drastis.
Mereka mengatakan belum terpikir andai rencana stasiun LRT direalisasikan. Solikhin dan Ibrahim mengatakan, pedagang di tempat itu hanya berharap ada kejelasan relokasi jika rencana tersebut direalisasikan.
Keduanya mengaku pasrah tentang rencana Pemprov DKI Jakarta tersebut. Mereka mengaku sudah bosan dengan ketidakjelasan janji-janji Pemprov DKI Jakarta.
"Dulu mau
dipindahin pas zaman pak Jokowi, terus hilang kabar. Terus pas Ahok, mau dibangun pasar di bawah, di atasnya rusun, hilang lagi. Semacam kabar berita doang, enggak jelas," keluh Solikhin.
Serupa denegan pedagang, PD Pasar Jaya yang merupakan pengelola pasar Blok A, B, F, dan G Tanah Abang pun mengaku belum tahu perihal stasiun LRT tersebut.
Humas PD Pasar Jaya Amanda Gita Dinanjar mengatakan, belum ada komunikasi, baik dari Pemprov DKI Jakarta maupun PT Jakpro, terkait alih fungsi Blok G menjadi stasiun LRT. Namun jika rencana itu akan diwujudkan, ia menyatakan PD Pasar Jaya mendukung kebijakan tersebut.
"Pada intinya kami mendukung kebijakan Pemprov. Tapi harus dikaji lagi, pedagang apakah mau dipindahkan ke pasar-pasar terdekat atau bagaimana. Nanti kita cari solusinya bersama," kata Manda saat dihubungi
CNNIndonesia.com via telepon, Senin (11/12).
Adapun rencana Pemprov DKI dan Jakpro berbeda dengan Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin yang sebelumnya menyatakan lahan Blok G yang sekarang akan dibangun rusun terpadu. Arief mengatakan, revitalisasi Blok G dilakukan PD Pasar Jaya dengan membangun gedung baru Blok G di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang berada di kawasan Stasiun Tanah Abang.
PD Pasar Djaya rencananya akan membuat Blok G menjadi pasar mixed used yang terintegrasi dengan rusun. Rencana itu sebenarnya sudah dicanangkan PD Pasar Jaya bersama Dinas Perumahan dan Permukiman DKI sejak tahun 2016.
"Cuma hambatannya dari dulu adalah tentang lokasi pemindahan pedagang. Makanya sekarang kita mau seriuskan lagi, supaya bisa dibangun (gedung baru Blog G)," ujar Arief, Kamis (9/11) lalu.
(kid/osc)