Jakarta, CNN Indonesia -- Acara mingguan Car Free Day diduga memicu maraknya pelaku kejahatan yang memanfaatkan kegiatan itu untuk mencopet. Alhasil, pengunjung dalam acara tersebut berisiko kehilangan barang berharga karena menjadi sasaran empuk tindak kejahatan.
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, pencopet biasanya akan berusaha untuk mendapatkan telepon genggam yang dimiliki oleh sasarannya.
"Copet lebih banyak di acara-acara seperti di kawasan Plaza Senayan, Kemayoran, dan Car Free Day. Sudah beberapa orang yang kami tangkap sekitar enam hingga delapan orang dengan barang bukti (barang curian) handphone," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Kamis (14/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejahatan itu, kata Nico, dilakukan secara berkomplot. Mereka akan melakukan berbagai trik untuk mendapatkan telepon genggam sasarannya.
Dalam modus operandinya, Nico mengatakan, dua orang akan berperan untuk menyenggol target kemudian satu orang akan berusaha mengalihkan perhatian target dengan cara memepet. Setelah target terpancing, mereka akan mengambil telepon genggam yang jadi sasaran.
"Modusnya dengan senggol, pepet dan ambil. Semua sasarannya adalah handphone," tuturnya.
Nico mengklaim, pihaknya setiap pekan selalu mendapati pencopet yang sedang beroperasi tersebut. "Anggota kami setiap pekan menangkap. Dan perlu disampaikan Car Free Day pun ternyata ada copetnya," ucapnya.
Pengamanan terhadap para pencopet juga masuk dalam operasi preman yang saat ini sedang digencarkan. Operasi preman yang berlangsung sejak 7 hingga 13 Desember itu pun telah menangkap 1475 preman dari 534 kasus di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 225 orang ditahan, dua dibebaskan dan 1248 orang dibina.
(lav)