Jakarta, CNN Indonesia -- Peristiwa dugaan penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua sepanjang 2017 meningkat dari tahun sebelumnya. Polda Papua merilis, terjadi 24 kasus penembakan oleh KKB selama setahun terakhir.
Pada tahun 2016, penembakan yang diduga dilakukan oleh KKB mencapai 15 kasus.
Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar dalam Refleksi Akhir Tahun 2017 menyebut penembakan paling banyak terjadi di wilayah hukum Polres Puncak Jaya, Polres Kepulauan Yapen, Polres Lanny Jaya dan Polres Mimika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepanjang tahun ini, akibat penembakan tersebut mengakibatkan 6 orang meninggal dunia, 2 orang yang diduga KKB ikut tewas dalam penembakan tersebut, serta 9 orang mengalami luka-luka," kata Boy, Kamis (28/12).
Polda Papua sepanjang tahun ini telah menggelar Operasi Satgas Terpadu Penganggulangan KKB di areal tambang PT Freeport Indonesia. Operasi terpadu itu masih terus dilakukan untuk antisipasi kelompok bersenjata.
Operasi di areal PT Freeport Indonesia tersebut dilakukan sepanjang November 2017. Selama itu telah terjadi 11 kali penembakan di lokasi mile 60 sebanyak 3 kali penembakan, dan mile 61 sebanyak satu kali penembakan.
Lalu di mile 63 terjadi dua kali penembakan, di mile 67 terjadi sekali penembakan, kemudian di mile 69 terjadi dua kali penembakan.
Penembakan di Tembagapura juga terjadi di area Bandara Wanaghon Gresberg sebanyak satu kali penembakan dan area Utikini sepanjang sekali penembakan.
Dalam kejadian di Tembagapura, polisi kehilangan satu anggota Brimob Polda Papua, atas nama Brigadir Polisi Firman. Kemudian, tiga orang mengalami luka-luka, yakni satu orang personil Brimob dan dua karyawan Freeport.
"Ada empat mobil LWB milik Freeport yang terkena tembakan dan dua Haul Truck dibakar," jelasnya.
Dalam rilisnya, polisi juga melakukan evakuasi kepada masyarakat yang tinggal di Kampung Waa Banti, Utikini, Kimbeli yang selama dua minggu terisolir dan menjadi korban aksi penembakan yang diduga dilakukan oleh KKB.
"Ribuan masyarakat pendatang yang berada di kampung ini pun berhasil dievakuasi ke Kota Timika," ucap Boy menambahkan.
Polisi juga mengevakuasi masyarakat lokal yang merasa terancam dengan penembakan yang dilakukan sepanjang dua minggu oleh kelompok bersenjata. Akhirnya, masyarakat lokal pun minta dievakusi ke tempat yang lebih aman, guna mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik.
"Kami juga mempersempit ruang gerak KKB dan berhasil menguasai Kampung Utikini, Kimbeli, Banti yang selama ini dikuasi oleh kelompok bersenjata," jelasnya.
Terkait tahun 2018, Polda Papua memprediksi gerakan separatis dan penembakan masih akan terjadi. Kelompok tersebut masih mengangkat isu tentang pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, implementasi UU otsus yang gagal mensejahterahkan masyarakat Papua, serta pelaksanaan Pepera yang tidak sesuai dengan New York Agrement.
(lit)