Koalisi Pejalan Kaki Kecewa Trotoar Tanah Abang Belum Steril

Ramadhan Rizky | CNN Indonesia
Jumat, 29 Des 2017 20:45 WIB
Seiring kebijakan Gubernur Anies soal penataan kawasan di depan Stasiun Tanah Abang, Koalisi Pejalan Kaki meminta Pemprov DKI menegakkan aturan fungsi trotoar.
Seiring kebijakan Gubernur Anies soal penataan kawasan di depan Stasiun Tanah Abang, Koalisi Pejalan Kaki meminta pemprov menegakkan aturan fungsi trotoar. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemandangan tak biasa tampak di kawasan trotoar Jalan Jati Baru, depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (29/12) petang.

Sekelompok pejalan kaki melintasi trotoar di kawasan itu dengan membawa alat peraga seperti poster dengan tulisan seperti 'Trotoar Bukan Tempat Dagang' dan 'Trotoar untuk Pejalan Kaki'. Kelompok dari Koalisi Pejalan Kaki (KoPK) Jakarta itu menamakan aksi mereka dengan nama 'Tamasya Trotoar Tanah Abang'


Ketua KoPK Alfred Sitorus mengatakan aksi itu mereka lakukan menanggapi kebijakan pemerintah provinsi DKI yang dipimpin Gubernur Anies Baswedan. Pada Jumat pekan lalu, 22 Desember 2017, Anies menginstruksikan sterilisasi jalan itu dari kendaraan umum, dan memberikan salah satu ruasnya bagi pedagang kaki lima (PKL) untuk berdagang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi, meski telah disediakan ruas jalan untuk PKL berdagang, masih ada PKL lain yang berdagang liar di trotoar. Terhadap mereka, anggota KoPK sesekali mengingatkan tentang fungsi trotoar.

Terkait kegiatan tersebut, Alfred mengatakan pihaknya kecewa dengan kebijakan Pemprov DKI karena belum mampu menjalankan peraturan yang mengatur soal sterilisasi trotoar untuk pejalan kaki.

Ia menegaskan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan tercantum jelas bahwa trotoar hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki.

"Key point dari penataan Tanah Abang itu bersinggungan PKL dan pejalan kaki, tapi yang kami lihat saat kegiatan tadi kami kecewa. Di hari ketujuh penataan itu trotoar di seberang stasiun Tanah Abang dua sisinya belum bisa steril," ujar Alfred kepada wartawan.

Koalisi Pejalan Kaki Kecewa Trotoar Tanah Abang Belum SterilPejalan kaki melihat pemberitahuan pemprov DKI soal penutupan Jalan Depan Stasiun Tanah Abang. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizky)

Alfred juga mengeluhkan soal garis kuning atau jalur khusus difabel di trotoar yang disebut para PKL sebagai garis batas mereka untuk berjualan di atas trotoar.

"Itu garis kuning di trotoar atau jalur khusus difabel malah disangka sebagai pembatas oleh PKL, kalau gitu enggak perlu dibuatlah jalur khusus difabel itu, enggak bisa jalan kalau difabel lewat sini," katanya.

Alfred sendiri enggan mengomentari lebih jauh soal penutupan Jalan Jati Baru Raya untuk tempat berjualan PKL. Menurutnya, fokus gerakan KoPK sendiri adalah memperjuangkan fungsi trotoar untuk pejalan kaki. Untuk persoalan penutupan jalan, ia menyerahkan itu untuk dilihat berdasarkan peraturan yang berlaku.

"Kalau penutupan jalur itu ranahnya teman-teman kepolisian, teman-teman Dinas Perhubungan, kita fokus ke fungsi trotoar. Kalau penutupan jalan itu kan ada Undang-Undang Lalu Lintas, Undang-Undang Jalan, peraturan pemerintah tentang jalan, itu yang harus dilihat," ujarnya

Sementara terkait trotoar, Alfred dan kawan-kawan meminta Pemprov DKI Jakarta untuk menegakkan peraturan sterilisasi jalur pejalan kaki di depan Stasiun Tanah Abang itu.


Koalisi Pejalan Kaki Kecewa Trotoar Tanah Abang Belum SterilSalah satu jalur di Jalan Jatibaru Raya, depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta digunakan untuk menempatkan pedagang kaki lima, dan lainnya digunakan untuk lajur angkutan khusus. (CNN Indonesia/ Hesti Rika)

Cibiran PKL

Saat aksi 'tamasya' itu dilakukan, di sepanjang perjalanan para anggota KoPK kwrap mendapatkan cibiran dari para PKL yang mereka lewati.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com yang meliput jalannya aksi, beberapa kali kata-kata umpatan terlontar dari para PKL yang tak senang.

"Lebay, lebay, coba lu jadi pedagang," ujar salah satu pedagang di sana.

Selain itu, menurut keterangan Alfred, ia bersama teman-temannya diusir oleh salah satu PKL yang agar tak melakukan aksi di trotoar Jalan Jati Baru Raya.

"Tadi saya lihat ada pedagang yang marah ke kita. Dia bilang 'Enggak boleh di sini, enggak boleh di sini kalau mau melakukan aksi'," kata Alfred mencoba menirukan pernyataan pedagang yang melarangnya melakukan aksi.

Di satu sisi, para PKL itu sadar bahwa tindakan mereka berdagang di trotoar sebagai pelanggaran.

"Ya memang enggak boleh. Tapi mau gimana lagi buat makan kita ini, kalau sewa di dalam (Blok Pasar Tanah Abang) mahal," ujar Andi seorang pedagang yang sempat berbincang dengan CNNIndonesia.com soal aksi yang dilakukan KoPK.

(kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER