Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya merilis Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Pengumuman anggota TGUPP ini disampaikan oleh Anies dalam bentuk tim.
Hari ini, Anies mengumumkan salah satu tim yang berada di bawah naungan TGUPP, yakni tim untuk pencegahan korupsi yang dia namai dengan Komite Pencegahan Korupsi (Komite PK) Ibu Kota Jakarta.
Komite ini diketuai oleh mantan Wakil Ketua KPK periode 2011-2015, Bambang Widjayanto. Bambang sebelumnya memang telah berkali-kali terlihat menyambangi kantor Gubernur sejak Anies-Sandi resmi menjabat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BW biasa dia disebut, bukanlah nama baru dalam lingkup Anies-Sandi. Kemesraan BW dengan Anies-Sandi telah terjadi sejak masa kampanye Pilgub DKI. Kala itu, BW dipercaya sebagai tim pakar saat debat Pilkada berlangsung.
Selain BW, dalam tim tersebut juga terdapat mantan Wakil Kepala Polri periode 2013-2014, Oegroseno.
Oegroseno diketahui pernah dipercaya oleh Presiden Joko Widodo masuk ke dalam Tim Tujuh yang kala itu sengaja dibentuk Presiden untuk mengatasi polemik antara Mabes Polri dan KPK. Oegro juga dikenal sebagai salah satu anggota kepolisian yang justru hobi mengkritik kepolisian itu sendiri.
Anggota lainnya adalah Ketua TGUPP DKI Jakarta Periode 2014-2017 Muhammad Yusuf.
Anies juga memasukkan aktivis ke dalam TGUPP di Komite PK Ibu Kota. Mereka adalah pendiri KontraS, Nursyahbani Katjasungkana serta Tatak Ujiyati dari Indonesian Institute for Political Strategy.
Selaku ketua, BW mengaku sangat mengapresiasi tim komite pencegahan korupsi ini, selain ke depannya semua anggota itu akan menjadi rekan kerjanya, dia juga tahu bagaimana sepak terjang orang-orang yang dia sebut sebagai pilihan Anies itu.
"Ini komposisi yang menarik, berusaha mengintegrasikan berbagai elemen penting di masyarakat untuk menjadi bagian penting mendorong pemerintah,” kata BW usai dikenalkan sebagai ketua tim tersebut oleh Anies di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/1).
BW bahkan mengaku senang saat mengetahui Nursyahbani menjadi rekan kerjanya kelak di tim tersebut. Sebab, dalam perspektif BW tim tersebut tentu tak hanya melulu akan mengurusi kasus-kasus korupsi secara utuh, tetapi akan melihat kasus korupsi ini dari perspektif HAM.
“Tentu menarik sekali, apalagi isunya bukan cuma pencegahan korupsi, ternyata ada Ibu Nur di sini. Selama ini bicara korupsi kan tidak pernah dikaitkan dengan HAM," kata BW.
Kepada timnya, BW pun mengimbau agar Komite PK Ibu Kota Jakarta tidak takut saat menjalankan tugasnya.
"Belajar pengalaman saya saat masih di KPK, tidak ada yang perlu ditakuti untuk memuliakan pemerintahan ini, untuk kepentingan warga dan kota Jakarta," tutup BW.
(wis/gil)