Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Siber dan Sandi Negara akan menggunakan teknologi lokal dalam menjalankaan tugas mendeteksi, mencegah kejahatan siber, dan menjaga keamanan siber di Indonesia.
"Kami gunakan teknologi lokal," ujar Juru Bicara BSSN Anton Setiawan, Senin (15/1) seperti dikutip dari Antara.
Sebelumnya, kata Anton, Lembaga Sandi Negara dalam melindungi kerahasiaan pemerintah memakai teknologi yang sepenuhnya dibuat bagian penelitian dan pengembangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anton mengakui masih terdapat ketimpangan teknologi dari negara lain, terutama kualitas. Akan tetapi, pihaknya akan terus mengejar jenjang teknologi tersebut.
BSSN, katanya, percaya dengan kemampuan anak-anak dalam negeri apalagi teknologi tidak dimulai dari nol dan tinggal menyesuaikan dengan standar sendiri.
"Kita bisa mencontoh yang sudah ada, contoh kami tiru, kemudian standar keamanan termasuk standar kriptografinya kami ubah-ubah disesuaikan dengan standar kami sendiri," ujar Anton.
BSSN dibentuk pemerintah lewat Peraturan Presiden nomor 53 tahun 2017 yang kemudian direvisi Perpres nomor 133 tahun 2017.
Dalam perpres tersebut disebutkan, BSSN dipimpin oleh seorang kepala yang dibantu oleh seorang wakil kepala. Kepala BSSN bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Kepala BSSN sudah dilantik Jokowi hari ini yakni Mayor Jenderal Djoko Setiadi yang selama ini menjabat Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg). Ia dilantik presiden pada 3 Januari 2018 di Istana Negara, Jakarta.
Dua hari kemudian, Djoko mengatakan pihaknya memperkirakan membutuhkan anggaran hingga Rp2 triliun untuk melaksanakan tugas dan fungsinya menjaga keamanan siber Indonesia.
(antara)