Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPRD Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak semena-mena dalam mengambil kebijakan. Dia mengkritik niatan Anies mencabut Hak Guna Bangunan pengembang di pulau reklamasi Jakarta Utara.
Anies beberapa waktu lalu menyurati Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil meminta pencabutan HGB Pulau reklamasi yang telah diterbitkan atas nama PT Kapuk Naga Indah (KNI).
Belakangan, Sofyan membalas surat Anies dan menyatakan tak bisa asal cabut HGB serta menyarankan Pemprov DKI menggugat melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saran saya, Anies-Sandi ini sudahlah bekerja ke depan, soal reklamasi ini jangan semena-mena,” kata Prasetio saat dihubungi
CNNIndonesia.com di Jakarta, Selasa (16/1).
Prasetio mengatakan HGB yang sudah diberikan kepada pihak PT Kapuk Naga Indah sebagai pengembang Pulau D sejak Agustus 2017 itu sudah melalui prosedur yang pas.
“Pengembang ini dikasih HGB, enggak akan dapat kalau HPL (hak pengelolaan lahan) belum ada, dan itu dari pemerintah. Sudah pakai prosedur, bayar BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) dulu. Penuhi semua prosedurnya,” ujar politikus PDIP tersebut.
Prasetio juga mengatakan, saat mengirimi surat ke pihak BPN, Anies sama sekali tidak memberikan pemberitahuan kepada DPRD sebagai legislatif.
Padahal, kata dia, dalam adab pemerintahan terdapat istilah eksekutif dan legislatif yang seharusnya tak dilangkahi dalam pengambilan kebijakan atau pun keputusan.
"Sekarang kalau saat ini ada istilahnya eksekutif legislatif, saya saja tidak mengerti. Kalau mau narik HGB kan harusnya ada tembusan dulu ke DPRD sebagai legislatif, supaya kami mengetahui. Ini kami tidak tahu. Tahu-tahu ramai di media, ini tahu-tahu main tarik saja," kata Prasetio.
Pras dan Anies sebelumnya berkesempatan bertemu dalam agenda RPJMD yang dilaksanakan Kementerian Dalam Negeri. Prasetyo mengaku sempat berdiskusi dengan Anies soal berbagai hal termasuk reklamasi.
Pras saat itu mengaku telah memberikan sejumlah saran kepada Anies yang ditanggapi dengan cukup antusias.
“Eh, tapi sekarang tidak didengar satu pun,
yo wes-lah, saya mah mau gimana lagi. Tidak dianggap,” katanya.
Prasetio sendiri memperhitungkan berbagai kemungkinan dengan sikap Anies yang dianggapnya semena-mena ketika mengambil keputusan terkait reklamasi. Pras menyebut sikap Anies saat ini menimbulkan kebingungan untuk investor.
“Kalau begini, investor bisa kabur,” kata dia.
(kid/gil)