Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyinggung pengangkatan Letnan Jenderal (Purn) Lodewijk Freiderich Paulus sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar. Lodewijk merupakan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.
Menurut pria yang karib disapa JK itu, pengangkatan Lodewijk, yang merupakan dari kalangan jenderal, sebagai Sekjen Golkar merupakan cara menghubungkan masa lalu.
"Jadi kalau Sekjen Golkar sekarang Jenderal, itu menghubungkan masa lalu. Itu kadang-kadang penting. Karena tidak lepas dari pada masa lalu, walaupun tentu masa itu sudah lewat," kata JK saat memberikan pembekalan di Rapim TNI-Polri 2018 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (23/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya JK menuturkan Pemilu yang dihelat saat era Presiden Soekarno berlangsung demokratis. Kemudian memasuki era Soeharto, Pemilu berlangsung demokratis. Namun seiring berjalannya Rezim Orde Baru, partai politik dibatasi hanya tiga partai.
"Waktu Orde Baru juga mula-mula sangat demokratis, kemudian dibatasin tiga partai. Kemudian timbulnya suatu poros-poros yang berbeda," tuturnya.
JK menyebut, saat Orde Baru pula, banyak tentara yang diminta memakai kaus berwarna kuning. Warna kuning ketika Orde Baru berkuasa identik dengan Partai Golkar.
"Tentu pendahulu bapak-bapak sekalian juga kadang-kadang pakai baju kuning, karena dipaksa pakai baju kuning. Partai saya itu," kata mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.
JK melanjutkan, bahkan pada salah satu gelaran Pemilu, tentara dan polisi boleh ikut memilih. Meskipun demikian, JK mengaku bukan menganjurkan agar tentara dan polisi untuk kembali mengikuti pesta demokrasi lima tahunan.
"Tapi pengalaman pada waktu itu semua ikut Pemilu dan itu juga tak menimbulkan masalah. Sekarang ini tentu masalahnya berbeda, sangat berbeda," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengangkat Lodewijk sebagai Sekjen Golkar menggantikan Idrus Marham, yang diangkat Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Sosial. Lodewijk baru bergabung dalam Golkar pada 2016.
Lodewijk pun menganggap wajar ia yang seorang mantan tentara kini menjadi pengurus Golkar di tingkat pusat. Menurut Lodewijk, Golkar sejak pertama kali berdiri pada Oktober 1964, identik dengan keterlibatan tentara di dalam kepengurusan.
(end)